WASHINGTON – Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, menyatakan bahwa AS akan banyak melibatkan diri dalam perkara Asia-Pasifik bersamaan dengan penarikan mundur pasukannya dari Afghanistan dan Irak, Guardian melaporkan pada Kamis (10/11/2011).
Pada pertemuan yang berlangsung di Hawaii, Clinton berbicara mengenai Cina dan pentingnya kerja sama antara AS dengan negeri tirai bambu itu dalam rangka mewujudkan keseimbangan kerja sama global. Ia mengumumkan penentangannnya terhadap insiden tewasnya 11 rahib Tibet serta protes rakyat Cina atas kebijakan pemerintahnya.
“Kami memiliki kekhawatiran yang cukup besar mengenai catatan pelanggaran HAM oleh pemerintah Cina,” tutur Clinton.
Clinton menyampaikan pidatonya di hadapan para pemimpin politik Hawaii, puluhan perwakilan negara-negara Pasifik, serta para pejabat tinggi AS pada KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Dia mengatakan perang yang mulai mereda di Irak dan Afghanistan memungkinkan AS untuk kembali fokus pada Asia-Pasifik.
“Setelah satu dekade di mana kami menginvestasikan sumber daya yang besar dalam dua teater besar, kami sekarang dapat mengarahkan beberapa dari mereka untuk memperoleh peluang dan kewajiban lain. Dan Asia berdiri sebagai sebuah kawasan di mana peluang itu berlimpah,” kata Clinton.
“Semakin jelas bahwa pada abad ke-21 pusat strategis dan ekonomi dunia akan berpindah ke Asia-Pasifik, dari benua India ke pantai barat Amerika,” lanjutnya.
“Salah satu tugas paling penting dari Amerika selama dekade berikutnya adalah untuk berinvestasi besar dalam bidang diplomatik, ekonomi, strategis, dan lainnya di wilayah ini.”
Clinton mengatakan sangat penting untuk “terlibat dan menangkap peluang baru” di Asia-Pasifik, yang memiliki hampir setengah dari populasi dunia, sejumlah wilayah dengan ekonomi terbesar dan pertumbuhannya paling cepat serta beberapa pelabuhan dan jalur pelayaran tersibuk di dunia. Clinton menggarisbawahi mengenai tantangan yang harus ditangani dengan bantuan AS, seperti kemampuan militer, senjata nuklir, bencana alam, dan emisi gas rumah kaca.
AS memiliki 50.000 tentara yang ditempatkan di Jepang dan Korea Selatan.
“Kehadiran militer yang lebih luas terdistribusi menyediakan keuntungan yang sangat penting bagi AS maupun negara-negara Asia-Pasifik, baik dalam mencegah dan menanggapi ancaman, serta dalam memberikan dukungan untuk misi kemanusiaan.”
Clinton yakin bahwa langkahnya ini akan ditentang oleh warganya sendiri mengingat AS saat ini sedang berada dalam masa-masa yang cukup sulit, terutama dalam sektor ekonomi dan keuangan.
“Pemikiran ini dapat dimengerti, tetapi keliru,” katanya. “Apa yang akan terjadi di Asia pada tahun-tahun mendatang akan memiliki dampak yang besar terhadap masa depan bangsa kami.”
Setelah APEC, Clinton mengunjungi sekutu AS Thailand dan Filipina sebelum menghadiri KTT Asia Timur di Indonesia dengan Barack Obama. Clinton mengatakan dia akan mengunjungi Korea Selatan akhir bulan ini. (althaf/arrahmah.com)