NEWYORK - Ketua badan HAM PBB, Navi Pillay mengungkapkan, jumlah korban tewas dalam konflik politik di Suriah, sudah mencapai 5.000 orang.
Ia juga menyebutkan dalam konflik politik Suriah, pihak berwenang negara tersebut menahan sekitar 14.000 orang dan 12.400 orang lainnya mengungsi ke negara lain.
Ia juga menyebutkan dalam konflik politik Suriah, pihak berwenang negara tersebut menahan sekitar 14.000 orang dan 12.400 orang lainnya mengungsi ke negara lain.
Hal itu ia katakan dalam sidang tertutup Dewan Keamanan PBB, Selasa (13/12/2011).
Menurutnya apa yang terjadi di Suriah sudah tidak dapat ditolerir. Ia khawatir kejahatan atas kemanusian kemungkinan besar telah terjadi.
Pemerintah Suriah sendiri mengklaim, sudah 1.000 polisi dan tentara tewas dalam konflik politik Suriah.
Navi memperingatkan, kelambanan sikap komunitas internasional hanya akan memperkuat otoritas Suriah.
Meski Uni Eropa telah menjatuhi 10 kali sanksi kepada pemerintah Suriah, dan Liga Arab juga telah menghukum, tetapi PBB sejauh ini belum mengeluarkan resolusi yang bisa menekan Damaskus.
Rusia dan Cina sebelumnya memveto sebuah rancangan yang dibuat Eropa di PBB, Oktober lalu, sementara India, Afrika Selatan dan Brasil juga terkesan enggan memberikan dukungan agar ada aksi dari Dewan Keamanan PBB.
Navi mendesak Dewan Keamanan PBB untuk ''berbicara dalam satu suara. Mendesak, kebijakan efektif dalam sebuah keputusan bersama harus diambil untuk melindungi warga Suriah,'' katanya.
Sementara itu, korban tewas dalam konflik politik Suriah, masih terus terjadi. Setidaknya 20 orang tewas, di hari Senin (12/12/2011).
Berdasarkan informasi jaringan aktivis oposisi, korban tewas berada di kawasan utara, Homs dan Hama, dan di sebuah pinggiran kota Damaskus. Pertikaian keras juga dilaporkan terjadi di provinsi Deraa.
Sumber: tribunnews.com