Jumat, 16 Desember 2011

Sejarah Kemerdekaan Kosovo

Kosovo adalah sebuah provinsi di negara bekas yugoslavia dan kini dibawah kedaulatan Serbia, namun Kosovo diberi otonomi khusus oleh pemerintah Serbia atas tekanan-tekanan dari negara-negara barat dan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.

Dalam menempuh kemerdekaanya kosovo telah melalui perjalanan panjang. Kosovo penduduknya mayoritas berasal dari etnik albania yang jumlahnya hampir 90% sedangkan etnik serbia sendiri hanya sekitar 10%.



Ratusan tahun yang lalu sebenarnya etnik Albania merupakan minoritas di kosovo pada saat masih dibawah kekuasaan Yugoslavia hingga akhirnya pada tahun 1386 kerajaan Ottoman yang berpusat di Istanbul Turki menaklukan wilayah ini. Secara berangsur-angsur banyak dari penduduk kosovo yang semula kristen ortodok memeluk islam, dan seiring dengan berjalannya waktu, etnik Albania banyak yang berpindah ke Kosovo sedangkan etnik serbia berangsur beralih ke wilayah utara serbia akibat tekanan dari kerajaan Ottoman.

Selama bertahun-tahun Kosovo dibawah kendali Istanbul hingga akhirnya terjadi pertemburan Balkan antara 1912 hingga 1913 yang berlangsung sebanyak 2 kali. Pasukan Serbia yang bersekutu dengan beberapa negara tetangganya seperti Bulgaria, Yunani, Serbia dan Montenegro berhasil memukul mundur pasukan Ottoman yang memang kala itu sedang mengalami kemunduran. Hasil dari peperangan ini adalah disetujuinya perjanjian London dan Perjanjian Bukares.

Bertahun-tahun kosovo kembali ke Yugoslavia yang didominasi oleh etnik Serbia meski sebagai wilayah otonomi khusus, hingga akhirnya Yugoslavia yang merupakan negara federal runtuh.

Pada tahun 1991 slovenia dan kroasia memerdekakan diri, yang kemudian disusul dengan intervensi militer dari tentara federal yang di tidak menyetujui kemerdekaan kedua negara tersebut, pertempuran terjadi sangat sengit terutama diwilayah korasia yang jumlah penduduk etnik serbianya cukup banyak, selain juga pengaruh ingatan akan perang dunia kedua.

Tahun 1992 Bosnia-Herzegovina memproklamirkan kemerdekaannya, lagi-lagi tentara federal melakukan aksi militer dengan alasan memeprtahankan kesatuan negaranya. Pertempuran di Bosnia terjadi begitu sengit dan cukup lama hingga disetujuinya perjanjian Dayton pada tahun 1995.

Pada tahun 1999 pecah perang di Kosovo, perang ini dilatarbelakangi oleh referendum rakyat kosovo yang mayoritas menginginkan kemerdekaan dari Serbia, sementara pemerintah pusat serbia menganggap referendum itu ilegal, hingga akhirnya Serbia menerjunkan pasukannya ke wilayah kosovo.

Tentara-tentara serbia membunuh pejuang-pejuan kosovo dengan kejinya, hingga timbullah perlawanan-perlawanan dari rakyat kosovo. pertempuran terjadi dengan sangat sengit, Serbia berusaha untuk menghilangkan etnik Albania di kosovo. Sengitnya pertempuran menyebabkan terjadinya gelombang pengungsi dari Kosovo ke beberapa wilayah termasuk negara disekitarnya.

Usaha penghapusan etnik ini memanggil tentara NATO untuk emlakukan intervensi militer atas tentara serbia di wilayah kosovo, setelah terjadi beberapa kali pertempuran tentara serbia terpaksa mundur dari Kosovo, disusul dengan program UN Mission In Kosovo (UNMIK) yang menjalankan administrasi pemerintahan dengan jaminan pengamanan dari tentara NATO.

Pada pemilu bulan September 2007 yang sempat di boikot oleh etnik serbia atas instruksi dari Boegrad (pemerintah serbia) mengonfirmasikan aspirasi kemerdekaan rakyat kosovo. Pemerintahan Kosovo mengancam jika PBB tidak mengakui kemerdekaan Kosovo maka kosovo akan mencari dukungan sepihak dari negara Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa yang memang sudah terindikasi dukunngannya.

Akhirnya pada hari minggu tanggal 17 Februari 2008, Perdana menteri Kosovo Hashim Tachi membacakan pidato kemerdekaannya di parlemen yang didukung penuh oleh hadirin meski beberapa anggota dari etnik serbia tidak hadir dalam parlemen tersebut.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah jauh-jauh hari menyampaikan dukungannya atas kemerdekaan Kosovo, lain lagi dengan Russia bekas adikuasa Uni Soviet menolak keras kemerdekaan kosovo. Sementara Australia menjadi negara pertama yang secara eksplicit menyatakan dukungannya dan siap untuk menjalin kerjasama dengan negara baru tesebut.

Ada apa dengan Rusia yang dengan keras menolak kemerdekaan kosovo, kenapa pula Amerika dan UE jauh-jauh hari menyatakan kesiapannya untuk mendukung bahkan Amerika turut serta membantu terwujudnya kemerdekaan Kosovo..? Lalu bagaimana dengan tanggapan Indonesia sebagai sebuah negara yang bedaulat dan sebagai anggota Dewan Keamanan PBB..?

Sumber kutipan: isnanto.multiply.com

 
Design by Safrizal Ilmu Politik UNIMAL | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...; linkwithin_text='Baca Juga:'; Related Posts with Thumbnails