Ribuan Warga Ikuti Gerakan Sadar Lingkungan 2011
Paya Bakong | Harian Aceh – Ribuan warga Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara mengikuti kegiatan
tanam seribu pohon dalam Gerakan Sadar Lingkungan 2011 yang dilaksanakan di Masjid Baitul
Ma’bud di perbatasan Desa Blang Gunci dan Desa Nga, Kecamatan Paya Bakong, Aceh
Utara, Selasa (28/9) pagi.
Turut hadir Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, Dandim Aceh Utara Letkol CZI
Wachyono, Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE, Rektor Universitas Malikusaleh,
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Aceh Utara, Muspika Paya Bakong, tokoh ulama dan
puluhan perangkat desa di Kecamatan Paya Bakong. Plus ribuan masyarakat.
Acara yang bertemakan, “Peduli Lingkungan Untuk Masa Depan” itu diselenggarakan
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikusaleh (BEM- Unimal), selama dua
hari, yakni Selasa (28/6) dan Rabu (29/6).
Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar dalam sambutannya mengajak seluruh
masyarakat Aceh untuk membuang filosofi tentang potong hutan (pohon) untuk
mendapatkan uang dan menggantinya dengan prinsip tanam hutan (pohon) untuk dapat
uang.
“Moratorium logging (jeda tebang hutan) yang dikeluarkan Pemerintah Aceh pada 6 Juni
2007 lalu, bukan untuk memiskinkan masyarakat Aceh. Namun, merupakan langkah
tepat untuk menyelamatkan hutan. Program itu sangat efektif untuk menghentikan illegal
logging, dan menjaga keanekaragaman hayati serta memperbaiki ekonomi masyarakat.
Lagipula masyarakat masih bisa mengelola perkebunan dan hutan alam,” papar Nazar.
Menurut Wagub, peran itu dapat terwujud jika dijalankan secara statemik dan terintegrasi
dengan prinsip menjaga lingkungan dan mewujudkan hutan Aceh secara produktif. “Jika
itu bisa dilaksanakan, maka masyarakat Aceh akan sejahtera, khususnya bagi masyarakat
yang tinggal di kawasan pinggiran hutan. Sehingga tidak ada lagi yang berada di bawah
garis kemiskinan,” tandas Muhammad Nazar.(zfl)
tanam seribu pohon dalam Gerakan Sadar Lingkungan 2011 yang dilaksanakan di Masjid Baitul
Ma’bud di perbatasan Desa Blang Gunci dan Desa Nga, Kecamatan Paya Bakong, Aceh
Utara, Selasa (28/9) pagi.
Turut hadir Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, Dandim Aceh Utara Letkol CZI
Wachyono, Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE, Rektor Universitas Malikusaleh,
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Aceh Utara, Muspika Paya Bakong, tokoh ulama dan
puluhan perangkat desa di Kecamatan Paya Bakong. Plus ribuan masyarakat.
Acara yang bertemakan, “Peduli Lingkungan Untuk Masa Depan” itu diselenggarakan
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikusaleh (BEM- Unimal), selama dua
hari, yakni Selasa (28/6) dan Rabu (29/6).
Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar dalam sambutannya mengajak seluruh
masyarakat Aceh untuk membuang filosofi tentang potong hutan (pohon) untuk
mendapatkan uang dan menggantinya dengan prinsip tanam hutan (pohon) untuk dapat
uang.
“Moratorium logging (jeda tebang hutan) yang dikeluarkan Pemerintah Aceh pada 6 Juni
2007 lalu, bukan untuk memiskinkan masyarakat Aceh. Namun, merupakan langkah
tepat untuk menyelamatkan hutan. Program itu sangat efektif untuk menghentikan illegal
logging, dan menjaga keanekaragaman hayati serta memperbaiki ekonomi masyarakat.
Lagipula masyarakat masih bisa mengelola perkebunan dan hutan alam,” papar Nazar.
Menurut Wagub, peran itu dapat terwujud jika dijalankan secara statemik dan terintegrasi
dengan prinsip menjaga lingkungan dan mewujudkan hutan Aceh secara produktif. “Jika
itu bisa dilaksanakan, maka masyarakat Aceh akan sejahtera, khususnya bagi masyarakat
yang tinggal di kawasan pinggiran hutan. Sehingga tidak ada lagi yang berada di bawah
garis kemiskinan,” tandas Muhammad Nazar.(zfl)