DI sebuah negara, hiduplah seorang yang sangat kaya raya. Namanya orang kaya tersebut adalah Eksekutif. Hartanya sangat melimpah dan kian hari kian bertambah. Kekayaannya menjadikan ia sangat disegani oleh penduduk negeri itu. Namun bukan berarti dengan kekayaannya tersebut dia bisa hidup senang. Setiap hari Eksekutif harus berhati-hati terhadap orang-orang jahat yang ingin mencuri hartanya.
Suatu hari, ketika Eksekutif sedang berangkat kerja, dia dicegat oleh dua orang pencuri. Pencuri yang satu berwajah garang dan yang satunya lagi berwajah manis. Yang berwajah garang bernama Yudikatif dan yang berwajah manis bernama Legislatif.
Lalu Yudikatif dengan wajah garangnya menggertak Eksekutif dan memintanya menyerahkan harta yang dibawanya. Legislatif sambil menodongkan senjata juga melakukan hal serupa dan memerintahkan Eksekutif agar menyerahkan semua harta kekayaannya. Eksekutif yang sedang terancam tak serta-merta menyerahakan hartanya begitu saja. Eksekutif tak melawan tapi juga tidak pasrah. Lantas Eksekutif mengusulkan agar hartanya lebih baik dibagi saja. Eksekutif berkata; “Hey maling, daripada kalian mencuri hartaku ini, bagaimmana kalau kita bagi bertiga saja?” Ternyata kedua maling tersebut sepakat dengan usul Eksekutif. Inilah kelebihan kedua maling ini, bisa diajak kompromi, beda dengan maling yang lain.
Setelah usulnya disepakati oleh kedua maling yang ingin merampas hartanya, Eksekutif menyarankan agar sebelum membagi harta tersebut mereka bertiga makan siang terlebih dahulu. Lalu eksekutif berkata; “Hey maling, bagaimana kalau sebelum kita bagi harta ini ada baiknya kita makan siang dulu? Setelah makan baru kita bagi hartanya”. Ternyata kedua maling ini setuju dengan ide Eksekutif. Lalu Eksekutif memberi sejumlah uang kepada maling tersebut untuk membeli makanan. Lalu Legislatif memerintahkan rekannya, Yudikatif, untuk membeli makanan sementara itu Legislatif tetap di tempat untuk menjaga Eksekutif yang kaya raya agar tidak kabur. Lalu berangkatlah Yudikatif ke pasar untuk membeli makanan.
Sembari menunggu Yudikatif pulang dari pasar untuk membeli makanan, Eksekutif dan Legislatif berbincang-bincang satu sama lain. Lalu Ekesekutif punya usul agar hartanya jangan dibagi tiga, tapi cukup berdua saja dengan Legislatif. Eksekutif bertanya; “Hey Legislatif, bagaimana kalau harta ini kita bagi berdua saja?” Legislatif berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan atau usul tersebut. Tak lama kemudian akhirnya Legislatif setuju dengan usul Eksekutif. Tapi Legislatif bingung bagaimana dengan temannya. Lalu ia bertanya pada Eksekutif; “Hey orang kaya, aku setuju dengan usulmu itu tapi bagaimana dengan temanku? Dia pasti tidak sepakat karena juga ingin kebagian harta”. Lalu Eksekutif berkata; Bagaimana kalau temanmu itu kita bunuh saja lalu harta ini kita bagi berdua? Tanpa piker panjang, Legislatif menyutujui ide Eksekutif. Kemudian mereka mencari kayu besar yang akan dipakai untuk memukul Yudikatif agar dia mati.
Sementara itu, Yudikatif yang sudah selesai membeli makanan di pasar bergegas kembali ke tempat temannya menyandera Eksekutif. Di tengah jalan tiba-tiba pikirannya berubah. Dia tak mau kalau harta tersebut dibagi tiga. Yudikatif mau harta yang sangat banyak tersebut jatuh ke tangannya semua. Lalu dia mencari cara bagaimana cara menyingkirkan temannya dan orang kaya tersebut. Dia berhenti sejenak dan mulai mencari ide.
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya didapatilah sebuah cara untuk menyingkirkan kedua orang tersebut. Dia kembali ke pasar untuk membeli racun. Dalam hatinya ia berkata; Makanan ini akan kucampur dengan racun lalu kuberikan pada mereka berdua agar mereka mati dan akulah yang akan menguasai harta itu semuanya.
Setelah mencampurkan racun ke dalam makanan tersebut, Yudikatif segera menuju tempat penyanderaan. Setibanya di sana, lalu Yudikatif dipukuli oleh Eksekutif dan Legislatif sampai mati. Setelah lelah memukul Yudikatif sampai mati, mereka berdua sepakat untuk makan terlebih dahulu sebelum membagi harta tersebut. Kemudian mereka berdua mengambil makanan yang dibawa pulang oleh Yudikatif. Mereka makan dengan sangat lahap seperti orang rakus. Tak lama berselang, Eksekutif dan Legislatif pun menyusul Yudikatif. Mereka bertiga mati dengan tidak membawa harta apapun ke akhirat.
Oleh Bisma yadi Putra (Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe - Aceh angkatan 2008)
DI sebuah negara, hiduplah seorang yang sangat kaya raya. Namanya orang kaya tersebut adalah Eksekutif. Hartanya sangat melimpah dan kian hari kian bertambah. Kekayaannya menjadikan ia sangat disegani oleh penduduk negeri itu. Namun bukan berarti dengan kekayaannya tersebut dia bisa hidup senang. Setiap hari Eksekutif harus berhati-hati terhadap orang-orang jahat yang ingin mencuri hartanya.
Suatu hari, ketika Eksekutif sedang berangkat kerja, dia dicegat oleh dua orang pencuri. Pencuri yang satu berwajah garang dan yang satunya lagi berwajah manis. Yang berwajah garang bernama Yudikatif dan yang berwajah manis bernama Legislatif.
Lalu Yudikatif dengan wajah garangnya menggertak Eksekutif dan memintanya menyerahkan harta yang dibawanya. Legislatif sambil menodongkan senjata juga melakukan hal serupa dan memerintahkan Eksekutif agar menyerahkan semua harta kekayaannya. Eksekutif yang sedang terancam tak serta-merta menyerahakan hartanya begitu saja. Eksekutif tak melawan tapi juga tidak pasrah. Lantas Eksekutif mengusulkan agar hartanya lebih baik dibagi saja. Eksekutif berkata; “Hey maling, daripada kalian mencuri hartaku ini, bagaimmana kalau kita bagi bertiga saja?” Ternyata kedua maling tersebut sepakat dengan usul Eksekutif. Inilah kelebihan kedua maling ini, bisa diajak kompromi, beda dengan maling yang lain.
Setelah usulnya disepakati oleh kedua maling yang ingin merampas hartanya, Eksekutif menyarankan agar sebelum membagi harta tersebut mereka bertiga makan siang terlebih dahulu. Lalu eksekutif berkata; “Hey maling, bagaimana kalau sebelum kita bagi harta ini ada baiknya kita makan siang dulu? Setelah makan baru kita bagi hartanya”. Ternyata kedua maling ini setuju dengan ide Eksekutif. Lalu Eksekutif memberi sejumlah uang kepada maling tersebut untuk membeli makanan. Lalu Legislatif memerintahkan rekannya, Yudikatif, untuk membeli makanan sementara itu Legislatif tetap di tempat untuk menjaga Eksekutif yang kaya raya agar tidak kabur. Lalu berangkatlah Yudikatif ke pasar untuk membeli makanan.
Sembari menunggu Yudikatif pulang dari pasar untuk membeli makanan, Eksekutif dan Legislatif berbincang-bincang satu sama lain. Lalu Ekesekutif punya usul agar hartanya jangan dibagi tiga, tapi cukup berdua saja dengan Legislatif. Eksekutif bertanya; “Hey Legislatif, bagaimana kalau harta ini kita bagi berdua saja?” Legislatif berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan atau usul tersebut. Tak lama kemudian akhirnya Legislatif setuju dengan usul Eksekutif. Tapi Legislatif bingung bagaimana dengan temannya. Lalu ia bertanya pada Eksekutif; “Hey orang kaya, aku setuju dengan usulmu itu tapi bagaimana dengan temanku? Dia pasti tidak sepakat karena juga ingin kebagian harta”. Lalu Eksekutif berkata; Bagaimana kalau temanmu itu kita bunuh saja lalu harta ini kita bagi berdua? Tanpa piker panjang, Legislatif menyutujui ide Eksekutif. Kemudian mereka mencari kayu besar yang akan dipakai untuk memukul Yudikatif agar dia mati.
Sementara itu, Yudikatif yang sudah selesai membeli makanan di pasar bergegas kembali ke tempat temannya menyandera Eksekutif. Di tengah jalan tiba-tiba pikirannya berubah. Dia tak mau kalau harta tersebut dibagi tiga. Yudikatif mau harta yang sangat banyak tersebut jatuh ke tangannya semua. Lalu dia mencari cara bagaimana cara menyingkirkan temannya dan orang kaya tersebut. Dia berhenti sejenak dan mulai mencari ide.
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya didapatilah sebuah cara untuk menyingkirkan kedua orang tersebut. Dia kembali ke pasar untuk membeli racun. Dalam hatinya ia berkata; Makanan ini akan kucampur dengan racun lalu kuberikan pada mereka berdua agar mereka mati dan akulah yang akan menguasai harta itu semuanya.
Setelah mencampurkan racun ke dalam makanan tersebut, Yudikatif segera menuju tempat penyanderaan. Setibanya di sana, lalu Yudikatif dipukuli oleh Eksekutif dan Legislatif sampai mati. Setelah lelah memukul Yudikatif sampai mati, mereka berdua sepakat untuk makan terlebih dahulu sebelum membagi harta tersebut. Kemudian mereka berdua mengambil makanan yang dibawa pulang oleh Yudikatif. Mereka makan dengan sangat lahap seperti orang rakus. Tak lama berselang, Eksekutif dan Legislatif pun menyusul Yudikatif. Mereka bertiga mati dengan tidak membawa harta apapun ke akhirat.
Oleh Bisma yadi Putra (Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe - Aceh angkatan 2008)
Oleh Bisma yadi Putra (Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe - Aceh angkatan 2008)