Oleh Darkasyi
“Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun kejalan. Demimempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta”. Mungkin hanya segelintirmahasiswa yang pernah mendengar cuplikan lagu Totalitas Perjuangan mahasiswa ini. Karena mahasiswa kita saat ini hanya dapatmenerima lagu-lagu komersil ditelinganya seperti lagu-lagu dari group bandRadja, peterpan, ada band atau Irwansyah dengan Pecinta wanita nya dan lagu-lagu lainnya yang lagi ngetren saat ini. Namun halini tidak mengherankan karena begitu besarnya tingkat apatis mahasiswa terhadapfenomena yang sedang berlangsung disekitarnya. Bahkan banyak dari mahasiswa kita yang tidak pernah tau dan tidak mau tautetang sejarah pergerakan mahasiswa di Aceh.
Mahasiswa kita saat ini sering sekali hanya bisa menonton saja berbagaifenomena yang terjadi di sekitarnya. Terlalu sering kita mengabaikan salah satunilai tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Terkadangbanyak dari kita yang mengagap KKN atau kuliah kerja nyata yang biasanya seringdilakukan dalam bentuk gotong-royong didaerah pemukiman masyarakat sudah cukup mengisinilai tri darma perguruan tinggi. Padahal mahasiswa sebagai intelektual mudamempunyai kewajiban untuk sama-sama menciptakan kesajahtraan hidup bagimasyarakat.
Masalah lain yang prinsipil pada mahasiswa kita yaitu demokratisasi kampus yangmasih jauh dari harapan sebagai salah satu bagian dari civitas akademika, peranserta mahasiswa cenderung di kesampingkan. Mahasiswa masih di jadikan Objekkebijakan dari sebuah system pendidikan tinggi. Mahasiswa tidak pernah terlibatsebagai subjek. Kondisi ini mengakibatkan mahasiswa juga harus terus berjuangdikampus. Perjuangannya adalah bagaimana agar mahasiswa dapat menjadi dari sebuahsystem perguruan tinggi. Status sebagai mahasiswa (bukan siswa) hanya menjadiLips Service dan tidak menyetuh pada hal yang subtantif. Mahasiswa ternyatamasih diperlukan seperti siswa SMU.
Ada sesuatu yang harus disadari bahwa mahasiswa akan selalu menjadi elemen yangunik dalam masyarakat, karena walaupun jumlah tidak begitu banyak namun sejarahtelah menunjukan bahwa dinamika bangsa kita tidak terlepas dari peran mahasiswaitu sendiri. Walaupun zaman terus bergerak dan berubah, tetap ada yang tidakberubah dari mahasiswa itu sendiri yaitu, semangat, Idealisme dan impian.Semangat yang berkobar masih tetap terpatri dalam diri mahasiswa, Semangat yang mendasari perbuatanuntuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggap tidak adil,mimpi-mimpi besar akan besar akan bansanya dan hati nuraninya masih selalu menyurukan Idealisme, Mahasiswa harus tahu merekaharus berbuat sesuatu.
Namun dibalik itu semua saat ini mahasiswa tidak lagi memiliki satu Visi danMisi. Mereka lebih mendewa-dewakan dan mengusung Ideologi dan faham merekamasing-masing. Hal ini terjadi karena tidak adanya Is-Isu populer yang dapatmenyatukan mahasiswa yang berbeda Faham atau Ideologi. Gerakan mahasiswa bukanlagi sebagai Iron Stock tetapi lebih kepada Agent stock. Karena mereka telahdijadikan alat untuk pencapaian kepentingan seseorang.
Kita mengetahui bahwa dua bentuk gerakan mahasiswa yaitu gerakan moral danpolitik. Gerakan moral adalah gerakan yang berlandaskan kebenaran Universal.menentang ketidakadilan, kesewenangan, pelanggaran HAM, kekuasaan yang korup, dan hal lain yang bersifat umum.Dan yang dimakasuddengan gerakan politik adalah gerakan yang menginginkan terwujudnya nilai-nilaikeadilan, kesejahteraan, kebenaran, kemanusian, dan profsionalitas terhadap seluruh pengolola Negara.
Selain dari gerakan yang ada diatas kita coba merumuskan bentuk gerakan yanglain. Merumuskan Gerakan yang membumi sehingga manfaatnya bisa dirasakan secaralangsung oleh masyarakat. Penulis manamai gerakan Intelektual yaitu gerakan yang berbasiskan berbagai ilmu pengetahuanyang ditekuni oleh mahasiwa dikampus. Tujuannya adalah memberikan pencerahankepada masyarakat terhadap berbagai aspek kehidupan. Bentuk gerakan ini sejalan dengan salah satu bentuk tri darmaperguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.
Adalah ironi jika hasil penelitian mahasiswa dan dosen hanya ditumpuk dipustaka-pustaka universitas tanpa pernah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Suatu hal yang mubazir rasanya apbila ilmu yang didapatkan tidak pernah diaplikasikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Makawajar jika timbul tanggapan negatif dari masyarakat terhadap kurangnya perankampus terutama dosen dan mahasiswa dalam peningkatan kualitas hidup mereka. Seperti pengalaman yang penulis lalui ketikaberdiskusi dengan warga yang berdomisili disekitar kampus UniversitasMalikussaleh. Mereka mengatakan bahwa belum nampak kontribusi dari kampus Universitas Malikussaleh terhadap kehidupan merekaselain gaya hidup dan berbusana mahasiswa yang tidak mencerminkan syariat islamyang telah diterapkan di aceh dan yang telah ditanamkan oleh indatu kita.
enulis sangat mengharapkan untuk kedepan kawan-kawan mahasiswa lebih mengenalarti pergerakan mahasiswa dan mau mengimplementasikan dalam dunia kampus danbenar-benar memamfaatkan kekritisannya untuk kesejahtaran rakyat. Jangan pernahmembiarkan rakyat selalu terombang–ambing oleh keserakahan penguasa. Karenamahasiswa merupakan harapan rakyat, jangan seperti menara gading ditengahmasyarakat.
*Penulis adalah aktivis Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) Lhokseumawe.