BANDA ACEH – Sesaat setelah rombongan Sesmenko Polhukam keluar dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, giliran mahasiswa datang berunjuk rasa ke parlemen Aceh itu, Jumat (30/9) sekitar pukul 10.30 WIB.Puluhan mahasiswa dari Pemerintah Mahasiswa Universitas Syiah Kuala itu datang menanyakan kinerja Anggota DPRA selama dua tahun terakhir. Ketua DPRA Hasbi Abdullah keluar menemui pendemo di halaman gedung. Mahasiswa lalu kartu hasil kerja para anggota dewan yang dinilai buruk (rapor merah).
Dalam orasinya, mahasiswa mengatakan masyarakat selama ini menanti anggota dewan melakukan perubahan kepada masyarakat sesuai janji yang digembar-gemborkan masa kampanye dulu. “Namun lagi-lagi masyarakat Aceh dikecewakan tahun ini. Ternyata para anggota dewan yang telah diberikan amanat sangat lamban melaksanakan tugasnya,” ujar Furqan Ishak Aksa.
Mahasiswa juga menilai kinerja dewan mandul karena pada 2010 dari 21 qanun prioritas, hanya delapan qanun disahkan dan pada 2011 hanya dua qanun. “Sementara satu qanun belum disetujui eksekutif. Dua qanun masih dibahas dan selebihnya belum ditindaklanjuti,” ujar Furqan.
PEMA meminta dewan lebih serius dalam bertugas. “Jika tidak mampu dan menjadikan jabatan untuk keuntungan pribadi atau kelompok, lebih baik mundur saja.”
Hasbi Abdullah berterima kasih atas koreksi tersebut. “Kami akui masih lemah dalam bekerja. Tapi dengan berbagai kendala dan permasalahan kami tetap bekerja,” kata Hasbi. Qanun-qanun lain, tambah dia, dalam proses penyusunan. Hasbi berharap beberapa qanun dapat terselesaikan walau tak semua bisa dibawa ke paripurna tahun ini.
Usai mendengar penjelasan Hasbi, mahasiswa membubarkan diri. “Ini masih awal dari apa yang kami lakukan. Nantinya kami akan mempertanyakan kembali kinerja dewan selanjutnya,” tandas Furqan.[]
Dalam orasinya, mahasiswa mengatakan masyarakat selama ini menanti anggota dewan melakukan perubahan kepada masyarakat sesuai janji yang digembar-gemborkan masa kampanye dulu. “Namun lagi-lagi masyarakat Aceh dikecewakan tahun ini. Ternyata para anggota dewan yang telah diberikan amanat sangat lamban melaksanakan tugasnya,” ujar Furqan Ishak Aksa.
Mahasiswa juga menilai kinerja dewan mandul karena pada 2010 dari 21 qanun prioritas, hanya delapan qanun disahkan dan pada 2011 hanya dua qanun. “Sementara satu qanun belum disetujui eksekutif. Dua qanun masih dibahas dan selebihnya belum ditindaklanjuti,” ujar Furqan.
PEMA meminta dewan lebih serius dalam bertugas. “Jika tidak mampu dan menjadikan jabatan untuk keuntungan pribadi atau kelompok, lebih baik mundur saja.”
Hasbi Abdullah berterima kasih atas koreksi tersebut. “Kami akui masih lemah dalam bekerja. Tapi dengan berbagai kendala dan permasalahan kami tetap bekerja,” kata Hasbi. Qanun-qanun lain, tambah dia, dalam proses penyusunan. Hasbi berharap beberapa qanun dapat terselesaikan walau tak semua bisa dibawa ke paripurna tahun ini.
Usai mendengar penjelasan Hasbi, mahasiswa membubarkan diri. “Ini masih awal dari apa yang kami lakukan. Nantinya kami akan mempertanyakan kembali kinerja dewan selanjutnya,” tandas Furqan.[]
Sumber: atjeh post