JAKARTA--MICOM: Ibarat
bola api, kekerasan yang terjadi di Papua selama kurang lebih 3 bulan
terakhir sudah merambat ke mana-mana. Konflik Papua ditengarai
dimanfaatkan kelompok-kelompok tak bertanggung jawab.
"Ini semacam bola api saja. Sudah ada sumber apinya disulut lagi lalu menjalar ke mana-mana," kata penasihat ahli Kapolri Kastorius Sinaga, di Jakarta, Selasa (8/11).
Menurut dia, hampir dipastikan, kekerasan di Papua, mulai dari konflik karyawan PT Freeport dengan perusahaan, Kongres Rakyat Papua, dan penembakan aparat adalah kasus yang berdiri sendiri.
"Kasus-kasus ini kan berdiri sendiri. Jadi kuat sekali unsur pemanfaatan situasinya. Pokoknya satu, tapi sebarannya ke mana-mana," tandas Kastorius.
Ia mencontohkan, dalam pembahasan internal dengan Kapolri, Kongres Rakyat Papua tidak punya kaitannya dengan penembakan aparat oleh orang-orang tak dikenal.
"Ini hanya memperkeruh saja. Ada yang memanfaatkan situasi. Awalnya kan ini soal freeport saja, tapi sekarang sudah melebar ke mana-mana," jelasnya.
Polri dan pemerintah saat ini kata dia, di samping melakukan upaya penegakkan hukum sedang berusaha melakukan pemetaan konflik.
"Kalau peta ini tidak ada, kita akan gampang terseret ke mana-mana dan soal papua tak akan kelar-kelar. Tentu saja Polri tetap fokus pada upaya penegakkan hukumnya," ujar politisi Partai Demokrat tersebut. (*/OL-10)
Sumber: media indonesia
"Ini semacam bola api saja. Sudah ada sumber apinya disulut lagi lalu menjalar ke mana-mana," kata penasihat ahli Kapolri Kastorius Sinaga, di Jakarta, Selasa (8/11).
Menurut dia, hampir dipastikan, kekerasan di Papua, mulai dari konflik karyawan PT Freeport dengan perusahaan, Kongres Rakyat Papua, dan penembakan aparat adalah kasus yang berdiri sendiri.
"Kasus-kasus ini kan berdiri sendiri. Jadi kuat sekali unsur pemanfaatan situasinya. Pokoknya satu, tapi sebarannya ke mana-mana," tandas Kastorius.
Ia mencontohkan, dalam pembahasan internal dengan Kapolri, Kongres Rakyat Papua tidak punya kaitannya dengan penembakan aparat oleh orang-orang tak dikenal.
"Ini hanya memperkeruh saja. Ada yang memanfaatkan situasi. Awalnya kan ini soal freeport saja, tapi sekarang sudah melebar ke mana-mana," jelasnya.
Polri dan pemerintah saat ini kata dia, di samping melakukan upaya penegakkan hukum sedang berusaha melakukan pemetaan konflik.
"Kalau peta ini tidak ada, kita akan gampang terseret ke mana-mana dan soal papua tak akan kelar-kelar. Tentu saja Polri tetap fokus pada upaya penegakkan hukumnya," ujar politisi Partai Demokrat tersebut. (*/OL-10)
Sumber: media indonesia