Banda Aceh -
Kapendam Iskandar Muda Kol Subagio Irianto mengatakan,
serangkaian aksi teror dan penembakan di Aceh merupakan skenario
kelompok besar yang ingin membuat Aceh tidak aman.
"Kita sudah sama-sama melihat bagaimana dua aksi teror granat yang terjadi pekan kemarin, kemudian disusul dengan pemberondongan yang telah menelan korban jiwa. Ini mengindikasikan memang ada kelompok besar di belakang berbagai peristiwa itu," kata Subagio saat dihubungi Detikcom, Selasa (6/12/11).
"Kita sudah sama-sama melihat bagaimana dua aksi teror granat yang terjadi pekan kemarin, kemudian disusul dengan pemberondongan yang telah menelan korban jiwa. Ini mengindikasikan memang ada kelompok besar di belakang berbagai peristiwa itu," kata Subagio saat dihubungi Detikcom, Selasa (6/12/11).
Pangdam IM Mayjen TNI Adi Mulyono, kata Subagio, sudah pula menegaskan, bahwa TNI siap memback-up polisi untuk menyerang kelompok pengacau keamanan itu. "Karena ini memang tak bisa dibiarkan, kita harus lindungi rakyat. TNI saya sudah tahu siapa di balik ini," kata Subagio.
Sejauh ini, kata Subagio, Kodam sudah memerintahkan jajarannya untuk terus membantu polisi mengejar pelaku, melalui patroli-patroli bersama dalam beberapa hari terkahir.
Seperti diketahui, tiga pekerja perkebunan PT Satya Agung (perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan karet) tewas diberondong orang tak dikenal di sebuah warung di Dusun Krueng Jawa, Desa Uram Jalan, Geureudong Pase, Aceh Utara sekitar pukul 23.30 WIB, Minggu (4/12/2011). Mereka yang tewas, yakni Herianti (30) luka tembak di pinggang, Karno (50) luka tembak dibagian kepala dan Sugeng (45) mengalami luka tembak di mata kanan. Ketiganya penduduk asal Bukit Lawang, Binjai Provinsi Sumatera Utara.
Selain itu, lima korban tembak lainnya hingga kini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Lhokseumawe, sekitar 272 kilometer arah timur Kota Banda Aceh. Mereka adalah, Misman (54), Salmi (34), Erik (22), Joni (25) dan Harapan (32).
Sumber: detiknews.com