JAKARTA - Baku tembak terjadi di Paniai, Papua. Kontak
senjata itu ternyata berawal dari penyerangan Posko Taktis Satgas
Operasi Aman Matoa.
"Awalnya dari pergantian petugas, terjadi penyerangan, lalu dikejar ke hutan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/12).
"Awalnya dari pergantian petugas, terjadi penyerangan, lalu dikejar ke hutan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/12).
Menurutnya, dalam pengejaran ke hutan petugas menemukan satu rumah yang diduga dijadikan markas oleh kelompok sipil bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM). Di tempat itu polisi juga menemukan sejumlah barang bukti. "Barang Bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) Markas TPN/OPM Dev II Pemka IV, Eduda, Paniai, adalah satu bendera Bintang Kejora, 53 butir amunisi, 96 selongsong (peluru), 67 anak panah, dan enam anak panah," tuturnya.
Selain itu, Polri juga menyita seragam loreng milik OPM. Seragam itu terdiri dari sembilan potong baju, dua celana pendek, dua celana panjang, empat rok, dan satu kaos loreng. Polisi juga menemukan sepucuk senjata laras double loop, satu senapan angin, satu tongkat komando TPN/OPM, dan sebilah sangkur.
"Lalu, dua sepatu laras PDL, sepotomh kaos hitam, dua kopel reem, tiga topi rimba loreng, satu laptop Toshiba, teropong/teleskop, kunci rantai, modem, cashing handphone, dan satu tempat dokumen berisi dokumen TPN/OPM," kata Boy. Namun, ia mengaku belum mengetahui isi dokumen tersebut. (Bob/OL-01)
Sumber: m.mediaindonesia.com