MOSKOW – Salah seorang pejabat tinggi Rusia membantah klaim AS bahwa penyebaran sistem rudalnya di Eropa ditujukan untuk mencegah serangan rudal dari negara-negara potensial lain, bukan Rusia maupun Cina.
“Moskow tidak memiliki keraguan bahwa perisai anti-misil AS ditujukan untuk melawan Rusia dan Cina,” Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikali Patrushev, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia pada hari Selasa (13/12/2011), Interfax melaporkan.
“Lebih dari itu, dalam rencana itu mereka juga mengirimkan pesawat pengangkut dan rudal anti-balistik ke dekat perbatasa Rusia. Meskipun Moskow sudah mengajukan argumen yang cukup kuat, namun AS menolak untuk memberikan kami jaminan yang mengikat secara hukum melawan rencana rudal mereka,” tambahnya.
Ia melanjutkan bahwa kedua negara (Rusia dan AS) masih memiliki waktu untuk bernegosiasi mengenai masalah ini.
Washington mengklaim bahwa proyek sistem rudalnya di Eropa ini dirancang untuk menangkal kemungkinan serangan rudal Iran atau Korea Utara, dua negara Asia yang menolak keras campur tangan AS di negara masing-masing.
Utusan Rusia untuk NATO memperingatkan pada tanggal 28 Juli bahwa Amerika Serikat mungkin menggunakan rencana rudal Eropa untuk mengatur alasan untuk menyerang Iran.
“Sistem pertahanan rudal tidak murni sebuah sistem pertahanan,” kata Dmitry Rogozin.
Dia menambahkan, “Ada ahli yang serius dan berwibawa di Rusia dan di negara lain yang khawatir bahwa penciptaan sistem pertahanan rudal di Eropa yang secara resmi diberi tugas untuk memblokir ancaman dari Iran, mungkin sebenarnya menjadi dalih untuk mempersiapkan serangan terhadap Iran.”
Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuduh Teheran mengejar tujuan militer dalam program pengembangan nuklir di negaranya.
Di bawah tekanan dari Washington dan Tel Aviv, Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Teheran. Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah mengadopsi tindakan sepihak terhadap Republik Islam dalam upaya untuk menghalangi investasi sektor energi Barat di Iran.
Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi nuklir dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), ia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan yang damai.
Sumber: arrahmah.com