Selasa, 20 Desember 2011

Kuliah Umum FISIP UNIMAL


Suasana Kuliah Umum
di Ruang GOR ACC UNIMAL
Lhokseumawe – Kuliah Umum (KU) yang berlangsung aman dan tertip di Gedung Olah Raga (GOR) ACC Uteunkot Cunda Lhokseumawe. Kegiatan tersebut diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh - FISIP Unimal. (20/12/2011)

KU tersebut yang bertema Berakhirnrnya Rezim Hegemoni, Tuntunan Civil Society di Era Globalisasi, dipandu oleh Bapak Prof. A. Nidzamuddin Sulaiman, Ph.D dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).


Dalam KU tersebut juga terlihat Dekan FISIP Bapak Fauzi, S.Sos., MA sebagai pendamping Bapak Prof. A. Nidzamuddin Sulaiman, Ph.D, selain itu juga terlihat Bapak Taufik Abdullah Dosen Ilmu Politik Unimal sebagai moderator.

Acara yang berlangsung sekitar dua jam itu diikuti puluhan Dosen, staf dan ratusan Mahasiswa dari berbagai jurusan di Unimal.

Dalam pematerinya Beliau memaparkan tentang Hegemoni, Hegemoni kelangsungan rezim yang lama seperti Golkar/Suharto di asia, BN di Msia, Gadaffi di Libya, Kuomintang di Taiwan dan Rev party di Mexico.
Sementara Istilah hegemoni berasal dari istilah yunani, hegeisthai (“to lead?). Konsep hegemoni banyak digunakan oleh sosiolog untuk menjelaskan fenomena terjadinya usaha untuk mempertahankan kekuasaan oleh pihak penguasa. Penguasa disini memiliki arti luas, tidak hanya terbatas pada penguasa negara (pemerintah).

Hegemoni bisa didefinisikan sebagai: dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense)

Pada pembentukan hegemoni dalam dialektika sejarah Marx, sistem kapitalisme akan menghasilkan kelas buruh dalam jumlah yang besar dan terjadi resesi ekonomi. Pada akhirnya, akan terjadi revolusi kaum buruh (proletar) yang akan melahirkan sistem sosialisme. Dengan kata lain, kapitalisme akan melahirkan sosialisme. Namun, hal ini tidak terjadi.

Gagasan laten hegemoni menurut Marx
Marx seorang wartawan dan editor dimajalah jerman rheinische zeitung, larang untuk terbit menyebabkan dia pindah ke paris tahun 1843. tema alienasi mencakup gagasan bahwa negara dapat dianggap sebagai suatu bentuk alienasi, suatu komponen dari keterasingan diei (self-enstrangement) manusia, bersama dengan agama, pekerjaan, uang, dan properti. Marx telah menulis:

penghapusan positif terhadap kepemilikan pribadi sebagai pemberian dalam hidup manusia, dengan demikian adalah penghapusan yang positif terhadap semua alienasi, dan dengan demikian merupakan kembalinya manusia dari agama, keluarga, negara, danseterusnya ke kehidupan manusiawinya, diantara lain kehidupan sosial.

hal ini membantu asimilasi marxisme Gramscian diantara keinginan para strukturalis dan poststrukturalis untuk menhindari humanisme dalam pemikiran Marx awal. Gagasan-gagasan Marx tentang negara tidak perna dikembangkan secara penuh- dia telah merencanakan satu jilid buku berjudul CAPITAL tentang negara tetapi tidak pernah menulisnya. hal ini perlu dibuktikan sebagai bentuk kekosongan yang serius dalam marxisme.

komentar Marx tentang negara dipahami oleh sebagian marxism secara instrumen, berdasar pada mekanistis dan ekonomistis antara landasan ekonomi dan seperstruktur ideologis. Negara hanya dilihat sebagai kepanjangan tangan kelas, bukan wilayah yang otonom otau relatif otonom.

seperti yang diindikasikan penulis prancis, C Buci Glucksmann: bertentangan dengan semua konsepsi reduksionistis tentang negara (negara sebagai instrumen represif netral ditangan suatu subjek kelas yang menyandangnya), gramci menyakiini peran dan kehadiran negara dalam persoalan produksi masyarakat sipil.

Setelah paparan beliau, moderator mempersilahkan beberapa mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan, dalam pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa tersebut menyakut dengan ekonomi, politik Aceh dan lain sebagainya.
Dari pertanyaan mahasiswa yang menyangkut dengan politik Aceh tersebut beliau tidak menjelaskan, dengan alasan bahwa beliau kurang mengerti. Mungkin saja beliau melihat kondisi sosial politik Aceh yang bengitu hangat menjelang pilkada, makanya beliau tidak berkomentar. 


Foto Dokumentasi by Safrizal

Berakhir Acara
Suasana Kuliah Umum

 









Suasana Kuliah Umum
Suasana Kuliah Umum










Penyerahan cendera mata
oleh Dekan Fisip sebelah kiri ke
Prof.A. Nidzamuddin Sulaiman Ph.D
Safrizal (kanan) berpose dengan
Prof. A. Nidzamuddin Sulaiman,Ph.D.
(UKM Malaysia) di GOR ACC Unimal














*Laporan Safrizal -  Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Unimal

 
Design by Safrizal Ilmu Politik UNIMAL | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...; linkwithin_text='Baca Juga:'; Related Posts with Thumbnails