Selasa, 20 Desember 2011

Presiden Korea Utara Kim Jong-il Meninggal

  • AS, Jepang &Korsel Gelar KTT Bahas Korut 
  • Rakyat Korea Utara Berduka atas Meninggalnya Kim Jong Il 
  • Berbagai Reaksi Dunia atas Wafatnya Pemimpin Korea Utara 
  • Pemimpin Eropa Cermati Berita Kematian Kim Jong Il dengan Hati-Hati 
KimJong-il
Pyongyang - Presiden Korea Utara KimJong-il meninggal dunia karena stroke. Korut pun memberlakukan keadaan siaga.

"Pemimpin kami Comrade KimJong-il meninggal pada 17 Desember pukul 08.30," ujar TV pemerintahCentral TV seperti dilansir New York Times, Senin (18/12).

Jim Jong-il meninggal dunia padausia 69 tahun dilaporkan terserang stroke pada tahun 2008. Presenter di TVKorut itu mengumumkan Kim Jong-il meninggal karena kondisi fisik dan kelelahankarena kerja.

Korut pun memberlakukan keadaansiaga. Korut mengatakan militernya siaga atas meninggalnya Kim Jong-il danDewan Kemanan Nasional akan mengadakan rapat darurat, ujar kantor beritaYonhap.


AS, Jepang &Korsel Gelar KTT Bahas Korut
Sementara Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan(Korsel) akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk membahas kondisiKorea Utara (Korut) pasca meninggalnya Kim Jong-il. Ketiga negara yang salingbersekutu ini juga terus mengumpulkan informasi terkait perkembangan Korut dibawah kepemimpinan Kim Jong Eun.

"Tanggal pastinya belum diputuskan, tapi akan diadakansesegera mungkin," ujar juru bicara kabinet pemerintah Jepang, OsamuFujimura dalam sebuah konferensi pers seperti dilansir Reuters, Selasa (20/12).

Fujimura juga menuturkan, ketiga negara tersebut terusmeningkatkan koordinasi untuk mengantisipasi langkah-langkah yang mungkindilakukan Korut di bawah pemimpin yang baru. Bahkan Perdana Menteri JepangYoshihiko Noda baru saja menggelar teleconference dengan Presiden AS BarackObama, khusus untuk membahas Korut.

Tidak hanya itu, Jepang dengan China juga saling bertukarinformasi terkait kondisi Korut. Rencananya pada 25-26 Desember mendatang, PMNoda akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China.

Pemimpin Korut, Kim Jong-il meninggal dunia karena seranganjantung pada Sabtu (17/12) lalu. Sepeninggal Jong-il, tampuk kepemimpinan Korutdiserahkan kepada anak bungsunya, Kim Jong Eun. Muncul kekhawatiran terhadapkarakter kepemimpinan Jong Eun yang tidak begitu dikenal terhadap negarakomunis yang memiliki program nuklir tersebut.

Rakyat Korea Utara Berduka atas Meninggalnya Kim Jong Il
Ribuan orang berkabung di Pyongyang hari Senin (19/12) dengan berkumpul di bawah patung raksasa Kim Il Sung, sambil bersedih karena kabar kematiannya.

Foto: AP
Warga Korea Utara berkabung atas kematian Kim Jong Il dengan menangis di depan patung raksasa ayahnya, Kim Il Sung di Pyongyang (19/12).
Orang-orang yang berkabung sambil menangis hari Senin memenuhi jalan-jalan ibukota Korea Utara, membawa bunga dan memuja-muja Kim Jong Il, pemimpin mereka yang diumumkan meninggal Senin dini hari.

Gambar-gambar TV dari negara komunis yang tertutup itu menampilkan ribuan orang yang berkabung di Pyongyang (19/12), berkumpul di bawah patung raksasa ayah Kim Jong Il, Kim Il Sung, sambil bersedih karena kabar kematiannya.

Kantor berita resmi KCNA Senin dini hari mengumumkan Kim yang berusia 69 tahun hari Sabtu meninggal akibat serangan jantung ketika sedang berada didalam kereta api untuk melakukan tur “peninjauan lapangan.” Kantor berita itu mengatakan kematiannya diakibatkan “kelelahan fisik dan mental.”

KCNA mengumumkan pemakaman akan diadakan tanggal 28 Desember di Pyongyang dan masa berkabung nasional selama 10 hari. Laporan itu mengatakan pemerintah tidak akan menerima “delegasi asing yang ingin menyampaikan belasungkawa” dan bahwa acara-acara hiburan tidak diijinkan selama masa berkabung.

Akhir tahun lalu, Kim menaikkan pangkat putra termudanya Kim Jong Un menjadi jendral bintang empat untuk melanjutkan satu-satunya dinasti keluarga komunis itu ke generasi ketiga.
Media pemerintah hari Senin menghimbau rakyat untuk menuruti Kim Jong Un, yang diperkirakan berusia sekitar 28 tahun.
 

Berbagai Reaksi Dunia atas Wafatnya Pemimpin Korea Utara

Warga Korea Utara berduka atas kepergian pemimpin negaranta King Jong-II (19/12).
Foto: YONHAP NEWS
Warga Korea Utara berduka atas kepergian pemimpin negaranta King Jong-II (19/12).
Di Washington, Presiden Amerika Barack Obama danMenteri Luar Negeri Hillary Clinton telah diberitahu mengenai kematian pemimpinKorea Utara tersebut.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Senin dinihari, Gedung Putih mengatakan mereka berhubungan dengan sekutu-sekutu di KoreaSelatan dan Jepang. Gedung Putih mengatakan Obama berbicara dengan PresidenKorea Selatan Lee Myung-bak dan menegaskan kembali dukungan Washington padakestabilan semenanjung Korea, dan pada kebebasan serta keamanansekutu-sekutunya. Pernyataan itu mengatakan kedua pemimpin sepakat mengarahkantim keamanan nasional mereka untuk meneruskan koordinasi secara erat.

Di Korea Selatan, Presiden Lee membatalkan semuaacara yang sudah dijadwalkan. Pemimpin Korea Selatan itu mengadakan pertemuanDewan Keamanan Nasional dan menyiagakan angkatan bersenjata Korea Selatan, danpengintaian dari udara ditingkatkan atas sepanjang perbatasan Korea Utara.

Kedua Korea masih secara teknis berperang karenaperang tiga tahun mereka berakhir hanya dengan gencatan senjata tahun 1953.

Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Nodamengadakan pertemuan dengan para penasehat tinggi untuk merumuskan tanggapanatas meninggalnya pemimpin Korea Utara itu.

Kantor berita Tiongkok, Xinhua, mengatakan parapejabat di Beijing berduka oleh kabar meninggalnya Kim Jong-Il dan telah menyampaikanduka-cita kepada rakyat Korea Utara.Tiongkok dianggap sekutu paling erat danmitra dagang Korea Utara.

Di London, Menteri Luar Negeri William Haguemengatakan meninggalnya Kim dapat menjadi saat menentukan bagi Korea Utara.

Pemimpin Eropa Cermati Berita Kematian Kim Jong Il dengan Hati-Hati 

Menlu Perancis meragukan kemungkinan perubahan di Korea Utara pasca meninggalnya Kim Jong Il.

Reaksi para pejabat Eropa bercampur antara harapan dan mengamati kesiagaan karena kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il dan pengalihan kekuasaan kepada putra bungsunya. Eropa hanya memiliki sedikit pengaruh pada negara Asia yang tertutup itu.

Para pemimpin Eropa memberikan reaksi yang lamban dan berhati-hati terhadap kematian Kim Jong Il. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyuarakan harapan kematian pemimpin Korea Utara itu bisa menjadi titik balik bagi negara Asia itu.

Dalam pernyataan, Hague menyampaikan harapan pemimpin baru Korea Utara itu nantinya akan terlibat dengan masyarakat internasional dan bekerja sama demi perdamaian dan keamanan di kawasan itu.

Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan selalu ada harapan untuk perubahan tapi harapan-harapan negara Barat tetap sama yaitu Korea Utara mengakhiri program nuklirnya dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya.

Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe meragukan kemungkinan perubahan di negara miskin itu.

Juppe mengatakan ada sedikit harapan perubahan dan menggambarkan Korea Utara sebagai rejim yang benar-benar tertutup , salah satu dari sisa-sisa Uni Soviet di bumi ini. Ia mengatakan Perancis khawatir dengan konsekwensi suksesi kekuasaan itu dan berharap rakyat Korea Utara suatu hari kelak mendapat kembali kebebasan mereka.

Korea Utara merahasiakan berita kematian Kim Jong Il yang berusia 69 tahun sekitar dua hari. Lembaga-lembaga negara mengeluarkan pernyataan yang mengatakan putra bungsunya, Kim Jong Un kini berkuasa.

Francoise Nicolas, direktur Studi-studi Asia di Lembaga Hubungan Internasional Perancis di Paris mengatakan masyarakat internasional terkejut dengan berita tersebut.

Ia mengatakan, "Setiap orang terkejut dengan kematian Kim Jong Il. Setiap orang sudah memperkirakan kematiannya, tapi tidak (menduga) secepat itu."

Sedikit sekali yang diketahui mengenai putera bungsu Kim Jong Il, Kim Jong Un, termasuk berapa umurnya yang pasti.

Lebih lanjut Nicolas mengatakan, "Merupakan misteri besar dan tidak seorangpun punya bayangan apa yang akan dilakukan pemimpin baru, King Jong Un, apakah akan berbeda dari yang dilakukan ayahnya, tidak seorangpun mengetahuinya. Ia ditempatkan dalam posisi itu dalam waktu sangat singkat, dia ditunjuk beberapa tahun lalu. Jadi tidak seorangpun mengetahui apa rencana-rencananya, apakah ia punya rencana, apakah ia punya legitimasi di negara itu. Jadi sangat sulit untuk mengetahui apakah akan ada perubahan atau tidak”.







 
Design by Safrizal Ilmu Politik UNIMAL | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...; linkwithin_text='Baca Juga:'; Related Posts with Thumbnails