Aksi brutal perampok Bank CIMB Medan diyakini banyak pihak dilakukan
para perampok kelas kakap. Bahkan aksi tersebut juga dikaitkan dengan
isu terorisme yang marak selama satu tahun terakhir.
Pengamat teroris Al Khaidar menduga, para perampok Bank CIMB Niaga Medan merupakan alumni pelatihan teroris Aceh. Mereka merupakan angkatan pertama yang berlatih di Jalin Jantho, November 2009.
Pengamat teroris Al Khaidar menduga, para perampok Bank CIMB Niaga Medan merupakan alumni pelatihan teroris Aceh. Mereka merupakan angkatan pertama yang berlatih di Jalin Jantho, November 2009.
"Mereka itu merupakan angkatannya Sapta atau Salendra yang sudah ditangkap polisi. Mereka angkatan pertama. Kalau yang digerebek polisi itu angkatan kedua. Aksi perampokan itu mereka sebut sebagai fa’i atau harta rampasan perang," katanya yang dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 Agustus 2010.
Dia yakin komplotan perampok itu lulusan pertama teroris yang berlatih di Aceh, karena dari cara mereka beraksi, mirip seperti kelompok yang pernah menggasak Bank BRI Kuta BLang, Bireun, Pada 2009 lalu. Menurutnya, biasanya para pelaku telah mengincar target mereka minimal satu bulan.
"Mereka semuanya bersenjata, dan hanya akan melukai musuhnya yang juga bersenjata. Bagi mereka perampokan itu halal, karena dananya digunakan untuk perjuangan," sebutnya.
Khaidar menyebutkan, dari beberapa informasi yang dikembangkannya, sejak kamp pelatihan Militer di Jalin, Jantho Aceh Besar terendus polisi Febuari lalu, para alumni banyak yang melarikan diri ke Sumatera Utara, Riau dan Palembang. Mereka mengatur strategi untuk melakukan bermacam aksi.
"Para alumni pelatihan ini sekarang sudah panas ingin segera melakukan aksinya. Jaringan Medan yang Alumni pertama di Aceh itu sangat kuat dan mereka lebih terlatih dari pada angkatan kedua," sebutnya.
Sementara Itu Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Polisi Farid Ahmad, mengatakan tidak yakin bahwa pelaku perampokan di Medan, merupakan alumni pelatihan teroris di Aceh. Menurutnya, aksi penangkapan teroris di Medan, April lalu merupakan sisa terakhir teroris dari Aceh.
"Jangan-jangan ini untuk mengkait-kaitkan Aceh lagi seolah-olah Aceh itu tidak aman. Di Aceh dalam tahun ini tidak ada lagi kasus perampokan bersenjata," katanya.
Dia juga mengatakan, pihak kepolisian Aceh telah berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara dalam mengembangkan kasus tersebut. Polisi telah memperketat wilayah perbatasan dan mengintensifkan razia setelah aksi perampokan itu.
"Kita telah melakukan antisipasi supaya mereka tidak masuk Aceh. Sejauh ini tidak ada laporan dari Polres-Polres tentang pergerakan kelompok itu," sebutnya. (umi)
Sumber berita: vivanews.com