Jakarta -
Kirab Resolusi Jihad Nahdatul Ulama (NU) 1945 meneguhkan
semangat persatuan bangsa. NU dipastikan menjadi yang terdepan untuk
mempertahankan keutuhan bangsa, khususnya Papua.
"Kirab ini untuk meneguhkan bahwa NU berada digaris depan mempertahankan NKRI. Kita tidak ingin Papua lepas dari NKRI. Gonjang ganjing politik mesti hentikan agar masyarakat Papua bisa hidup rukun kembali," kata Muhaimin Iskandar, Ketua pengarah kirab lewat rilis kepada detikcom, Senin (21/11/2011).
Kirab yang berangkat Minggu pagi dari Surabaya disambut dengan meriah di Pati Jawa Tengah, Senin (21/11). Bupati Pati dan ribuan warga NU antusias mengiringi kedatangan bendera sangsaka merah putih dan bendera NU yang dikirab menuju Jakarta. Berbagai kesenian dipertunjukkan untuk menyemarakkan acara tersebut.
Namun demikian, lanjut Muhaimin, Resolusi Jihad NU 1945 secara eksplisit juga menyatakan perlawanannya kepada bentuk-bentuk penjajahan termasuk penjajahan dalam bentuk monopoli ekonomi.
"Penjajahan telah membuat miskin rakyat. Di Papua rakyat banyak yang miskin akibat dari ketidakadilan ekonomi yang tertuang dalam kontrak karya dengan usaha mining disana. Ini harus diubah dan rakyat Papua harus keluar dari kemiskinan," tegas Muhaimin yang juga Ketua Umum PKB ini.
Setelah beberapa lama berkeliling kota Pati, rombongan Kirab Resolusi Jihad NU 1945 bergerak kembali menuju Kab Kudus dan Semarang. Rombongan kirab bendera merah putih dan bendera NU akan bermalam di Kota Semarang dengan menggelar acara sosial pemberian bantuan kepada anak yatim dan wayangan.
Kirab ini akan berakhir di Tugu Proklamasi Jakarta pada tanggal 25 November dan selanjutnya NU akan menyerahkan bendera dan risalah Resolusi Jihad NU 1945 kepada Presiden SBY. Pada pemerintah NU meminta agar sejarah resolusi tersebut dimasukkan kedalam pengajaran sejarah nasional karena dianggap salah satu pencetus terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya yang sekarang dikenang sebagai Hari Pahlawan. (mad/mpr)
"Kirab ini untuk meneguhkan bahwa NU berada digaris depan mempertahankan NKRI. Kita tidak ingin Papua lepas dari NKRI. Gonjang ganjing politik mesti hentikan agar masyarakat Papua bisa hidup rukun kembali," kata Muhaimin Iskandar, Ketua pengarah kirab lewat rilis kepada detikcom, Senin (21/11/2011).
Kirab yang berangkat Minggu pagi dari Surabaya disambut dengan meriah di Pati Jawa Tengah, Senin (21/11). Bupati Pati dan ribuan warga NU antusias mengiringi kedatangan bendera sangsaka merah putih dan bendera NU yang dikirab menuju Jakarta. Berbagai kesenian dipertunjukkan untuk menyemarakkan acara tersebut.
Namun demikian, lanjut Muhaimin, Resolusi Jihad NU 1945 secara eksplisit juga menyatakan perlawanannya kepada bentuk-bentuk penjajahan termasuk penjajahan dalam bentuk monopoli ekonomi.
"Penjajahan telah membuat miskin rakyat. Di Papua rakyat banyak yang miskin akibat dari ketidakadilan ekonomi yang tertuang dalam kontrak karya dengan usaha mining disana. Ini harus diubah dan rakyat Papua harus keluar dari kemiskinan," tegas Muhaimin yang juga Ketua Umum PKB ini.
Setelah beberapa lama berkeliling kota Pati, rombongan Kirab Resolusi Jihad NU 1945 bergerak kembali menuju Kab Kudus dan Semarang. Rombongan kirab bendera merah putih dan bendera NU akan bermalam di Kota Semarang dengan menggelar acara sosial pemberian bantuan kepada anak yatim dan wayangan.
Kirab ini akan berakhir di Tugu Proklamasi Jakarta pada tanggal 25 November dan selanjutnya NU akan menyerahkan bendera dan risalah Resolusi Jihad NU 1945 kepada Presiden SBY. Pada pemerintah NU meminta agar sejarah resolusi tersebut dimasukkan kedalam pengajaran sejarah nasional karena dianggap salah satu pencetus terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya yang sekarang dikenang sebagai Hari Pahlawan. (mad/mpr)
Sumber: detiknews.com