Senin, 26 Desember 2011

Kasus Bima NTB

  • Analisa Kasus Bima
Polisi Tetapkan 47 Tersangka Kasus Bentrok Bima
Kerusuhan di Bima, Sabtu (24/12)
Kasus kerusuhan Bima dimulai sejak April 2011, Bentrokan Sabtu lalu (24 Desember 2011) itu adalah akumulasi unjuk rasa pada April, massa (Front Rakyat Anti-Tambang) Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) menuntut Pemerintah Bima mencabut izin eksplorasi penambangan emas dan massa sempat memblokade Pelabuhan Sape, NTB. Massa meminta agar SK Bupati Nomor 188/45/357/004 tahun 2010 tentang izin eksplorasi penambangan emas PT Sumber Mineral Nusantara di Bima dicabut. Menurut warga keberadaan PT Indo Mineral Persada dan PT Sumber Mineral Nusantara di Sambu dan Sape dengan alasan telah merusak sumber air satu-satunya bagi irigasi setempat.
 
Sebagian pihak menduga bahwa terjadinya kerusuhan tersebut akibat ada kelompok yang memanaskan situasi sehingga membuat kondisi tidak kondusif, dugaan laiannya mengatakan kerusuhan tersebut akibat pro dan kontranya terhadap eksploitasi penambangan emas tersebut antara sesama pembisnis.

Akibat dari kerusuhan di Bima NTB tersebut :

Pihak Massa (Front Rakyat Anti-Tambang)
  1. Warga menolak hadirnya penambangan emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara
  2. Front Reformasi Anti Tambang (FRAT) pada 19 Desember menduduki Pelabuhan Sape, Bima. 
  3. Tiga orang tewas (Arif Rahman-18 dan Syaiful seorang pelajar berumur 17 tahun, dan Immawan Ashary, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah - IMM NTB) dan puluhan luka-luka di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). 
  4. Massa merusak kantor Polsek Lambu, kantor UPTD Kehutanan, Kantor Diaspora, tiga bangunan BTN, gedung KUA, dan 25 unit perumahan masyarakat.
  5. Massa membakar rumah dinas Kapolsek Lambu serta empat unit asrama polisi dan gedung BTN.
Aparat
  1. Aparat Polres Bima didukung Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda NTB.
  2. Kapolda Nusa Tenggara Barat pada 23 Desmber 2011 melakukan negosiasi langsung dengan massa.
  3. Pada 24 Desember 2011 polisi melakukan tindakan penegakan hukum yaitu membebaskan Pelabuhan Sape dari massa. Pada awalnya polisi melakukan tindakan himbauan kepada masyarakat namum tidak diindahkan. Tembakan peringatan yang dilepaskan oleh polisi juga tidak diindahkan oleh massa.
  4. Polisi mengunakan Protap-01 untuk menangani aksi unjuk rasa anarkis," akibatnya dua orang meninggal dunia (Arif Rahman-18 dan Syaiful seorang pelajar berumur 17 tahun) dan 10 orang lainnya mengalami luka-luka.
  5. Aparat keamanan melakukan tindakan brutal terhadap masyarakat, padahal tugas mereka adalah melindungi masyarakat.
  6. Anggota kepolisian menyeret dan memukuli warga, ada sekitar empat petugas polisi dari kesatuan Brimob menarik seorang warga ke arah luar area bentrokan. Seorang warga ini ditarik hingga kakinya terseret. Polisi juga memukul dan melepaskan tendangan ke arah warga yang tengah diseret itu
  7. Kepolisian RI menetapkan 47 tersangka kasus bentrok antarpengunjuk rasa dengan polisi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (24/12). Dan menangkap 3 orang provokator.
  8. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution mengatakan, polri sendiri siap diaudit secara independen mengenai penanganan unjuk rasa di Pelabuhan Sape tersebut. Namun demikian sampai saat ini belum ada anggota kepolisian yang ditindak oleh Mabes Polri.
  9. Pada pukul 12.00 siang waktu setempat tersebut, kondisi sudah terkendali. Kepolisian setempat pun sudah menahan dua orang yang diduga merupakan provokator atas unjuk rasa tersebut. Mereka berinisial IKH dan A alias O. Polisi juga telah menahan beberapa barang bukti, seperti 16 unit parang, sabit, tombak, batu besar, dan beberapa botol berisi bensin.
  10. Aparat kepolisian melepaskan tembakan mendatar ke arah massa, hingga menewaskan beberapa warga.
Mengenai korban yang meninggal masih simpang siur yang diberitakan media, ada yang menyebutkan 2 orang, 3 orang dan ada 4 orang yang dinyatakan meninggal.



Pernyataan sikap/solidaritas mahasiswa, rakyat sipil dan politisi di berbagai daerah di Indonesia
  1. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Kapolri Timur Pradopo.
  2. Aktivis Gerakan Indonesia Bersih, Kapolri, Timur Pradopo, Kapolres dan Kapolda NTB meminta maaf atas terjadinya peristiwa berdarah tersebut, "Kapolri harus segera dicopot. Kapolda dan Kapolri dinonaktifkan dulu, kalau terbukti baru dipecat," kata Adi.
  3. Ketua Umum PB HMI (MPO) Alto Makmuralto mengatakan seharusnya Kapolri Timur Pradopo merasa malu dan mengundurkan diri. "Harusnya situasi seperti ini mereka malu, Kapolri mengundurkan diri. Harusnya dia malu besar," dia menambahkan ada dua hal pokok yang terjadi di Sape, Bima, NTB yakni kekerasan aparat berujung pada warga meninggal dan  persoalan tambang itu sendiri.
  4. Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai insiden Bima berpangkal pada kebijaksanaan pemerintah yang tidak bijak, tidak berpihak kepada rakyat dan hanya membela kepentingan pengusaha. Tindakan tersebut mencerminkan tirani dan arogansi kekuasaan dari negara dan aparat negara yang tidak melindungi rakyat.
  5. Jaringan Masyarakat Anti Kekerasan (JAMAK) menilai hampir sebagian konflik sumber daya alam (SDA) selalu melibatkan anggota Brigadir Mobile (Brimob) yang notabene adalah institusi kepolisian. Ironisnya, dalam setiap konflik pasti rakyat yang menjadi korban.
  6. Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai konflik yang berujung pada hilangnya nyawa masyarakat tak hanya menjadi urusan kepolisian. Menurutnya, konflik yang terjadi antara pihak aparat keamanan sebagai alat negara dan masyarakat harus ditangani langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
  7. Direktur Program Imparsial, Al Araf mengecam tindakan pelanggaran HAM dalam kasus kekerasan di Bima. Ia menilai pembaharuan dan reformasi agraria bisa menjadi jalan keluar konflik kekerasan di Bima tersebut. lanjut Al Araf, mengecam tindakan kekerasan itu dan menuntut agar aparat keamanan bisa diadili di pengadilan. Impunitas terhadap aparat akan membuat kekerasan terus berulang karena tidak memberikan efek jera bagi aparat keamanan.
  8. "Insiden Bima adalah kekerasan negara yang jelas menunjukkan karakter banal dari kekuasaan. Perilaku aparat negara dalam insiden Bima itu juga merupakan perilaku bermental centeng modal. Perilaku yang hanya mungkin dipertanggungjawabkan kepada pemilik modal, bukan kepada rakyat," ujar Ketua Dewan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Usman Hamid, Sabtu (24/12).
  9. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyatakan mendengar adanya oknum yang mencoba memanaskan kondisi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Menurutnya tensi ketegangan di sana sebenarnya telah kondusif sebelum aksi pemblokiran Pelabuhan Sape yang terjadi, Tjahjo juga meminta pengusutan soal dugaan pelanggaran prosedur tetap soal penanganan aksi massa yang dimiliki Polri. Menurutnya pengusutan tak bisa sebatas anggota polisi terlibat di lapangan, tapi juga pengusutan pada tingkat komando sampai ke pucuk pimpinannya. "Saya tidak menyalahkan anggota Polri di lapangan, perintah atasannya yang harus dicek dengan benar," Sabtu kemarin.
  10. Markas Besar Polri mengirim Kabareskrim Komisaris Jenderal Sutarman untuk memimpin penyelidikan terkait bentrok di Bima, Nusa Tenggara Barat. "Tim akan dilengkapi pengawas internal untuk mencari informasi apakah penanganan unjuk rasa sudah sesuai prosedur atau belum," ujar Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, Ahad, 25 Desember 2011.
  11. Presiden SBY meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk segera menginvestigasi bentrok di Bima. "Kita tunggu informasi dari polisi (laporan terbarunya)," ujar juru bicara Presiden, Julian Adrin Pasha. Presiden, menurut Julian juga mengatakan polisi harus segera memproses anggotanya bila terbukti melakukan kesalahan prosedur pengamanan unjuk rasa.

foto
Sejumlah pasukan Brimob Polda NTB bersiap melakukan pembubaran massa yang melakukan pemblokiran Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Bima, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12). ANTARA/Rinby

foto
Sejumlah pasukan Brimob Polda NTB membuka gerbang pintu masuk menuju pelabuhan Sape usai melakukan pembubaran massa yang melakukan pemblokiran Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Bima, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12). ANTARA/Rinby

Suasana setelah penembakan di Bima. (foto: blogspot)




Sumber: Analisa dari berita-berita antara, tempo.co, mediaindonesia.com, okezone.com, detiknews.com, pelitaonline.com,

 
Design by Safrizal Ilmu Politik UNIMAL | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...; linkwithin_text='Baca Juga:'; Related Posts with Thumbnails