Media Indonesia - Kenyamanan
masyarakat Aceh terusik meski situasinya dalam kategori aman pascateror
granat di pusat Kota Banda Aceh dan penembakan di Desa Uram, Kecamatan
Geureudong Pasee, Kabupaten Aceh Utara.
"Hasil analisis Koalisi NGO HAM
menyimpulkan bahwa kondisi Aceh saat ini masih aman tapi tidak nyaman.
Masih aman itu dapat dilihat dari aktivitas masyarakat yang masih
seperti biasa," kata Direktur Koalisi NGO HAM Aceh Evi Narti Zain di
Banda Aceh, Selasa (6/12).
Menurutnya, ledakan granat pada Kamis
(1/12) di Kota Banda Aceh yang mengakibatkan tiga mahasiswa luka-luka
dan penembakan di pedalaman Kabupaten Aceh Utara pada Minggu (4/12) yang
menewaskan tiga warga serta lima orang lainnya kritis tersebut
mengingatkan kembali masa konflik bersenjata di daerah paling ujung
barat Pulau Sumatra itu.
Pelemparan granat di Kota Banda Aceh dan
penembakan di Kabupaten Aceh Utara yang dilakukan orang tidak dikenal
menambah daftar panjang kasus teror dan menodai perdamaian di daerah
itu. "Kami berharap aparat keamanan dapat mengatisipasi dan mengusut
para pelaku yang mengakibatkan warga meninggal dan cedera, sehingga
dapat mengembalikan rasa aman dan nyaman di kalangan masyarakat,"
katanya.
Menurutnya, meski sudah enam tahun lebih
suasana damai dirasakan masyarakat Aceh, sebagian di antara mereka
masih trauma konflik. "Kenyataan itu bukan hanya perkiraan atau
mengada-ngada, tapi berdasarkan pengalaman mendampingi korban
pascakonflik bersenjata di Aceh," ujar Evi.
Koalisi NGO HAM meminta aparat
kepolisian untuk bekerja maksimal, dan bukan hanya untuk menangkap
pelaku teror. Namun, katanya, juga harus mampu mencegah terjadi kembali
teror yang semakin meresahkan masyarakat itu dengan pendekatan
persuasif. (Ant/OL-01).