Selasa, 13 Desember 2011

Strategi Politik Jitu Jakarta, Berhasil Singkirkan Partai Aceh dari Pilkada

Masyarakat Internasional kemungkinan belum melupakan wilayah Aceh,dan akan senantiasa memantau berbagai dinamika perkembangan politik di daerah bekas konflik tersebut.Hal ini terkait dengan proses perdamaian di daerah serambi Mekkah itu tidak terlepas dari peranan EU,Paman Sam dan mendapat dukungan penuh dari PBB sehhingga rakyat Aceh erhasil dengan baik melalui suatu Pilkada pertama di bawah pantau dan pengawasan masyarakat internasional.

Pilkada yang diikuti oleh berbagai partai politik lokal Aceh selaras MOU Helsinki 15 Agustus 2005 waktu itu berlangsung dengan relatif baik,yang  dimenangi oleh Partai Aceh yang di dominasi oleh mantan tokoh GAM(Gerakan Aceh Merdeka).Partai Aceh berhasil menyingkirkan Partai politik nasional Indonesia.Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan Jakarta,karenaya melalui suatu strategi jitunya MK  mengeluarkan aturanya yang membolehkan kandidat perorangan berpartisipasi dalam Pilkada .


Undang undang MK tersebut sebenarnya tidak hanya dikhususkan bagi daerah Aceh yang masih terikat dengan MOU Helsinki itu,tetapi kemudian aturan MK digunakan oleh sebagian elite politik Aceh yang tidak mampu bersaing ” melawan” Partai Aceh yang sekarang di pimpin  oleh Muzakkir Manaf,mantan Menteri Pertahaan GAM sebagai dalih diperbolehkannya keikutsertaan kandidat perorangan atau independen dalam Pilkada Aceh.

Sebagaimana dikehendaki oleh Jakarta supaya Partai Aceh tersingkir dari pilkada,maka hal tersebut benar-benar terjadi Partai Aceh tetap kokoh pendidiriannya menentang aturan MK dan mengancam akan membeikot pilkada jika kandidat independen di perbolehkan ikut serta dalam pilkada Aceh yang akan di laksanakan tanggal 16 Ferbuari 2012.Namun Jakarta tidak peduli,bahkan pendaftaran kandidat peserta Pilkada yang tadinya sudah di tutup  dibuka kembali sehingga semakin banyak kandidat yanhg bertarung untuk merebut kursi Gubernur dan Wakil Gubernuyr Aceh.Dan seiring dengan itu pula kursi-kursi DPRA  juga semakin terpecah sesuai dengan dengan kandidat-kandidat partai politik  yang bersangkutan.

Dalam Pilkada Aceh akan diikuti paling tidak oleh balon cagub dan cawagug yang menurut ketua Dewan kelompok kerja fasilitas uji baca Al-Qur’an ,Komisi Independen Pemilihan(KIP)Aceh sudahlulus tes baca kitab susi itu.Pertama,pasangan Darmi M.Daud-Ahmad Fauzi calon dari perorangan atau independen yang belakangan diketahui sekitar 54.474 fotokopi KTP tidak sah,serta harus melengkapinya dua kali ganda sebagai sanksinya.Jika hal itu tidak mampu direaqlisasikannya,maka pasangan tersebut dianggap mengundurkan diri.

Kedua,pasangan Muhammad Nazar-Nova Iriansyah yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pemilihan,suatui koalisi  antara Partai Indonesia dan Aceh.Patut di pertanyakan ada apa rupanya sehingga Muhammad Nazar,mantan Ketua SIRA(Sental Informasi Referendum of Aceh)itu yang sebelumnya berpasangan dengan Irwandi Yusuf sekarang membelot kepasangan barunya,Nova Iriansyah.Padahal bersama Irwandi Yusuf pada pilkada pertama berhasil meraih suara mayoritas mutlak dari rakyat Aceh karena berasal dari kandidat independen.Tetapi sekarang diusunhg oleh Partai Demokrat yang di luar Aceh saja sedanag dihujat oleh bangsa Indonesia,karena berbagai skandal korupsi yang belum mampu dituntaskannya.

Rakyat Aceh masih trauma terhadap Jakarta,meskipun perdamaian di Aceh dicapai pada masa rejim SBY atas kerjakeras  Farid Husein-M.Yusuf Kala   hingga tercapainya MOU Helsinki tersebut.Dalam konteks ini rakyat Aceh yang sangat dinamis itu sulit kiranya jika mereka akan menjatuhkan pilihannya kepada Nazar-Nova yang diusung Demokrat itu.Pasangan ketiga,dari independen Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan yang tentu saja akan menghadapi saingan kuat dari balon-balon lainnya.Selama ia memerintah bersama Nazar,rakyat wilayah Aceh kelihatannya masih dikecewakan dengan berbagai kegagalannya  dalam mengentaskan dampak konflik,serta masih banyak korban  perang Aceh-Indonesia belum terealisasikan.Kemudian juga pada masa pemerintahannya pula wilayah Aceh di nodai oleh aktifitas teroris ,hingga beberapa tahun lamanya wilayah Aceh di jadikan kamp latihan teroris sebagai persiapan untuk melancarkan kekerasan di Indonesia.

Hal ini bisa terjadi karena kelengahan Irwandi Yusuf-Muhammad Nazar,karenanya pasangan itu juga sulit kiranya akan mendapat dukungan mutlak dari rakyat Aceh.Lalu bagaimana dengan kandidat keempat yang berasal dari ulama ,Teungku Ahmad yanhg tentu saja relatif besar pengaruhnya dalam masyarakat Aceh yang coba menjalankan syari’at islam secara utuh.Oleh sebaba itu balon yang kekempat ini boleh jadi akan menjadi sandungan bagi kandidat lainnya serta merupakan”kuda hitam”yang akan membuat kejutan-kejutan besar dalam pilkada Aceh nanti,16 Februari 2012.

Selain keempat pasangan kandidat Cagub Cawagub Aceh tersebut,masih terdapat beberapa calon lainnya yang mendaftar belakangan di daerah Pidie,Seumelue,Aceh Utara,Aceh Barat Daya,Aceh Singkil yang jikapun tidak berhasil meraih dukungan mayorira rakyat Aceh,tetapi sedikit banyak bisa menghambat lajunya kandidat keeempat diatas yang baru lulus uji baca Al Qur’an didepan para juri yang terdiri dari:Teungku Ridwan Johan,  Teungku Jailani Muhammad,Teungku Abusabki Abbas.Hal ini dikemukan  oleh Ketua Kelompok Kerja Fasilitas Uji Baca Al Qur’an,Komisi Independen Pemilihan(KIP) Aceh,Akmal Abzal.

Jika mengamati banyaknya para kandidat cagub cawagub Aceh,maka bisa diperkirakan pilkada tidak akan  berlangsung  mulus dalam sekali putaran,tetapi akan berlangsung minimal dua putaran yang di warnai memanasnya suhu politik Aceh.Dalam kontesk ini aparat keamanan perlu neutral dan tegas dalam mengamankan proses pilkada Aceh yang kedua itu,apalagi sekiranya Partai Aceh dukungan mayoritas Rakyat Aceh sebelumnya itu akan merealisasikan ancaman pembeikotannya  tersebut,maka pilkada tersebut semakin kurang bermakna dan tidak representatif .Jika konstalasi politik seperti itu terjadi,maka daerah bekas konflik itu akan potensial kekerasan yang jika sedikit saja tersulut maka meledaklah apa yang tidak diharapkan.

Sekarang saja sudah dua kali terjadi ledakan granat di Banda Aceh  oleh orang-orang tidak dikenal terhadap  kediaman tim sukses Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan di Lamprit,Kota Banda Aceh.Berikutnya terjadi lagi penembakan terhadap orang yak tidak bersalkah oleh orang-orang yang juga tidak dikenal di Aceh utara yang menimbulkann korban jiwa.Nah,Jakarta perlu dengan sangat hati-hati sekiranya hendak mewarnai proses pilkada Aceh,karena rakyat Aceh belum melupakan bagaimana dampak yang dialaminya ketika terjadi invasi besar-besaran dari Jakarta.Selain itu masalah korban konflik  dan korban Gempa Tsunami Aceh belum bisa diseleslsaikan,banyak masalah sosial yang ditinggalkan oleh Kuntoro Mangkusubroto ketika bertugas di Aceh yang sampai sekarangpun masih terabaikan.Karenanya Jakarta tidak perlu campur tangan dalam masalah Aceh,biarlah masyarakat Aceh menyelesaikan masalahnya sendiri melalui musyawarah . Tetapi Jakarta perlu menghormati MOU Helsinki yang telah ditandatanginya didepan masyarakat Internasional,dan sekiranya masih ingin mendorong rakyat Aceh kearah kedamaian dan kesejahteraan sehingga akan  tercapai suatu rekonsiliasi nasional ,maka berbagai masalah HAM di Aceh segera diselesaikan dengan baik.

 
Design by Safrizal Ilmu Politik UNIMAL | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...; linkwithin_text='Baca Juga:'; Related Posts with Thumbnails