Masyarakat Internasional kemungkinan belum
melupakan wilayah Aceh,dan akan senantiasa memantau berbagai dinamika
perkembangan politik di daerah bekas konflik tersebut.Hal ini terkait
dengan proses perdamaian di daerah serambi Mekkah itu tidak terlepas
dari peranan EU,Paman Sam dan mendapat dukungan penuh dari PBB sehhingga
rakyat Aceh erhasil dengan baik melalui suatu Pilkada pertama di bawah
pantau dan pengawasan masyarakat internasional.
Pilkada yang diikuti oleh berbagai partai politik lokal Aceh selaras MOU
Helsinki 15 Agustus 2005 waktu itu berlangsung dengan relatif
baik,yang dimenangi oleh Partai Aceh yang di dominasi oleh mantan tokoh
GAM(Gerakan Aceh Merdeka).Partai Aceh berhasil menyingkirkan Partai
politik nasional Indonesia.Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan
Jakarta,karenaya melalui suatu strategi jitunya MK mengeluarkan
aturanya yang membolehkan kandidat perorangan berpartisipasi dalam
Pilkada .
Undang undang MK tersebut sebenarnya tidak hanya dikhususkan bagi daerah
Aceh yang masih terikat dengan MOU Helsinki itu,tetapi kemudian aturan
MK digunakan oleh sebagian elite politik Aceh yang tidak mampu
bersaing ” melawan” Partai Aceh yang sekarang di pimpin oleh Muzakkir
Manaf,mantan Menteri Pertahaan GAM sebagai dalih diperbolehkannya
keikutsertaan kandidat perorangan atau independen dalam Pilkada Aceh.
Sebagaimana dikehendaki oleh Jakarta supaya Partai Aceh tersingkir dari
pilkada,maka hal tersebut benar-benar terjadi Partai Aceh tetap kokoh
pendidiriannya menentang aturan MK dan mengancam akan membeikot pilkada
jika kandidat independen di perbolehkan ikut serta dalam pilkada Aceh
yang akan di laksanakan tanggal 16 Ferbuari 2012.Namun Jakarta tidak
peduli,bahkan pendaftaran kandidat peserta Pilkada yang tadinya sudah di
tutup dibuka kembali sehingga semakin banyak kandidat yanhg bertarung
untuk merebut kursi Gubernur dan Wakil Gubernuyr Aceh.Dan seiring dengan
itu pula kursi-kursi DPRA juga semakin terpecah sesuai dengan dengan
kandidat-kandidat partai politik yang bersangkutan.
Dalam Pilkada Aceh akan diikuti paling tidak oleh balon cagub dan
cawagug yang menurut ketua Dewan kelompok kerja fasilitas uji baca
Al-Qur’an ,Komisi Independen Pemilihan(KIP)Aceh sudahlulus tes baca
kitab susi itu.Pertama,pasangan Darmi M.Daud-Ahmad Fauzi calon dari
perorangan atau independen yang belakangan diketahui sekitar 54.474
fotokopi KTP tidak sah,serta harus melengkapinya dua kali ganda sebagai
sanksinya.Jika hal itu tidak mampu direaqlisasikannya,maka pasangan
tersebut dianggap mengundurkan diri.
Kedua,pasangan Muhammad Nazar-Nova Iriansyah yang diusung oleh Partai
Demokrat dan Partai Persatuan Pemilihan,suatui koalisi antara Partai
Indonesia dan Aceh.Patut di pertanyakan ada apa rupanya sehingga
Muhammad Nazar,mantan Ketua SIRA(Sental Informasi Referendum of Aceh)itu
yang sebelumnya berpasangan dengan Irwandi Yusuf sekarang membelot
kepasangan barunya,Nova Iriansyah.Padahal bersama Irwandi Yusuf pada
pilkada pertama berhasil meraih suara mayoritas mutlak dari rakyat Aceh
karena berasal dari kandidat independen.Tetapi sekarang diusunhg oleh
Partai Demokrat yang di luar Aceh saja sedanag dihujat oleh bangsa
Indonesia,karena berbagai skandal korupsi yang belum mampu
dituntaskannya.
Rakyat Aceh masih trauma terhadap Jakarta,meskipun perdamaian di Aceh
dicapai pada masa rejim SBY atas kerjakeras Farid Husein-M.Yusuf Kala
hingga tercapainya MOU Helsinki tersebut.Dalam konteks ini rakyat Aceh
yang sangat dinamis itu sulit kiranya jika mereka akan menjatuhkan
pilihannya kepada Nazar-Nova yang diusung Demokrat itu.Pasangan
ketiga,dari independen Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan yang tentu saja akan
menghadapi saingan kuat dari balon-balon lainnya.Selama ia memerintah
bersama Nazar,rakyat wilayah Aceh kelihatannya masih dikecewakan dengan
berbagai kegagalannya dalam mengentaskan dampak konflik,serta masih
banyak korban perang Aceh-Indonesia belum terealisasikan.Kemudian juga
pada masa pemerintahannya pula wilayah Aceh di nodai oleh aktifitas
teroris ,hingga beberapa tahun lamanya wilayah Aceh di jadikan kamp
latihan teroris sebagai persiapan untuk melancarkan kekerasan di
Indonesia.
Hal ini bisa terjadi karena kelengahan Irwandi Yusuf-Muhammad
Nazar,karenanya pasangan itu juga sulit kiranya akan mendapat dukungan
mutlak dari rakyat Aceh.Lalu bagaimana dengan kandidat keempat yang
berasal dari ulama ,Teungku Ahmad yanhg tentu saja relatif besar
pengaruhnya dalam masyarakat Aceh yang coba menjalankan syari’at islam
secara utuh.Oleh sebaba itu balon yang kekempat ini boleh jadi akan
menjadi sandungan bagi kandidat lainnya serta merupakan”kuda hitam”yang
akan membuat kejutan-kejutan besar dalam pilkada Aceh nanti,16 Februari
2012.
Selain keempat pasangan kandidat Cagub Cawagub Aceh tersebut,masih
terdapat beberapa calon lainnya yang mendaftar belakangan di daerah
Pidie,Seumelue,Aceh Utara,Aceh Barat Daya,Aceh Singkil yang jikapun
tidak berhasil meraih dukungan mayorira rakyat Aceh,tetapi sedikit
banyak bisa menghambat lajunya kandidat keeempat diatas yang baru lulus
uji baca Al Qur’an didepan para juri yang terdiri dari:Teungku Ridwan
Johan, Teungku Jailani Muhammad,Teungku Abusabki Abbas.Hal ini
dikemukan oleh Ketua Kelompok Kerja Fasilitas Uji Baca Al Qur’an,Komisi
Independen Pemilihan(KIP) Aceh,Akmal Abzal.
Jika mengamati banyaknya para kandidat cagub cawagub Aceh,maka bisa
diperkirakan pilkada tidak akan berlangsung mulus dalam sekali
putaran,tetapi akan berlangsung minimal dua putaran yang di warnai
memanasnya suhu politik Aceh.Dalam kontesk ini aparat keamanan perlu
neutral dan tegas dalam mengamankan proses pilkada Aceh yang kedua
itu,apalagi sekiranya Partai Aceh dukungan mayoritas Rakyat Aceh
sebelumnya itu akan merealisasikan ancaman pembeikotannya tersebut,maka
pilkada tersebut semakin kurang bermakna dan tidak representatif .Jika
konstalasi politik seperti itu terjadi,maka daerah bekas konflik itu
akan potensial kekerasan yang jika sedikit saja tersulut maka meledaklah
apa yang tidak diharapkan.
Sekarang saja sudah dua kali terjadi ledakan granat di Banda Aceh oleh
orang-orang tidak dikenal terhadap kediaman tim sukses Irwandi
Yusuf-Muhyan Yunan di Lamprit,Kota Banda Aceh.Berikutnya terjadi lagi
penembakan terhadap orang yak tidak bersalkah oleh orang-orang yang juga
tidak dikenal di Aceh utara yang menimbulkann korban jiwa.Nah,Jakarta
perlu dengan sangat hati-hati sekiranya hendak mewarnai proses pilkada
Aceh,karena rakyat Aceh belum melupakan bagaimana dampak yang dialaminya
ketika terjadi invasi besar-besaran dari Jakarta.Selain itu masalah
korban konflik dan korban Gempa Tsunami Aceh belum bisa
diseleslsaikan,banyak masalah sosial yang ditinggalkan oleh Kuntoro
Mangkusubroto ketika bertugas di Aceh yang sampai sekarangpun masih
terabaikan.Karenanya Jakarta tidak perlu campur tangan dalam masalah
Aceh,biarlah masyarakat Aceh menyelesaikan masalahnya sendiri melalui
musyawarah . Tetapi Jakarta perlu menghormati MOU Helsinki yang telah
ditandatanginya didepan masyarakat Internasional,dan sekiranya masih
ingin mendorong rakyat Aceh kearah kedamaian dan kesejahteraan sehingga
akan tercapai suatu rekonsiliasi nasional ,maka berbagai masalah HAM di
Aceh segera diselesaikan dengan baik.
Sumber: politik.kompasiana.com