Oleh Iskan Pratama
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) merupakan salah satu prinsip dari demokrasi dan sebagai tolak ukur sejauh mana demokratisasi yang sudah berlangsung di Indonesia. Pilkada salah satu wujud dari kebebasan hak berpolitik baik itu untuk memilih maupun dipilih dan tentunya yang namanya kebebasan tidak boleh ada tekanan atau intervensi dari pihak manapun karena jelas itu sudah menodai nilai-nilai HAM (Hak Asasi Manusia) yang sangat kita junjung di Negara Ini. Intervensi dalam bentuk apapun harus dihindari karena akan menganggu proses pilkada yang bisa mengangu kondisi kondusif di suatu daerah.
Aceh sebagai salah satu bagian dari NKRI juga akan melaksanakan proses Pilkada Aceh pada 9 April 2012 yang sebelumnya akan digelar pada 14 November 2011, lalu pilkada digeser lagi pelaksanaanya pada 24 Desember 2011. Kita semua berharap masa pra, saat berlangsungnya pilkada, dan pasca pilkada situasi di aceh tetap damai, jangan sampai hanya karena kepentingan segelintir orang, proses damai yang sudah dijaga di Aceh selama ini menjadi tidak kondusif lagi dan merugikan banyak pihak, terutama masyarakat di Aceh sendiri.
Suasana menjelang pilkada Aceh saat ini menjadi tidak kondusif karena terjadinya beberapa penembakan misterius yang menyasar etnis tertentu dan sudah membuat 10 orang tewas, penggergajian, dan pemotongan gardu-gardu listrik di Aceh, bahkan penembakan terhadap rumah dari calon Gubernur Aceh (vivanews.com 12 Januari 2012). Suasana ini akan menebarkan rasa ketakutan ditengah masyarakat yang akan berujung kepada situasi yang tidak kondusif di Aceh. Selain itu rasa toleransi antar pendukung masing-masing calon harus tetap dijaga agar tidak terjadi bentrokan antar masing-masing pendukung calon, apalagi di saat kampanye berlangsung.
Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menjaga situasi damai di Aceh pra, saat, maupun pasca Pilkada Aceh bukan hanya tanggung jawab sebagian pihak saja seperti Polri, TNI, dan Pemerintah, tapi merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat di Aceh. Kita semua tidak mau proses damai yang sudah dijaga selama ini di Aceh dinodai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan banyak pihak khusus masyarakat Aceh sendiri. | politik.kompasiana.com
Suasana menjelang pilkada Aceh saat ini menjadi tidak kondusif karena terjadinya beberapa penembakan misterius yang menyasar etnis tertentu dan sudah membuat 10 orang tewas, penggergajian, dan pemotongan gardu-gardu listrik di Aceh, bahkan penembakan terhadap rumah dari calon Gubernur Aceh (vivanews.com 12 Januari 2012). Suasana ini akan menebarkan rasa ketakutan ditengah masyarakat yang akan berujung kepada situasi yang tidak kondusif di Aceh. Selain itu rasa toleransi antar pendukung masing-masing calon harus tetap dijaga agar tidak terjadi bentrokan antar masing-masing pendukung calon, apalagi di saat kampanye berlangsung.
Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menjaga situasi damai di Aceh pra, saat, maupun pasca Pilkada Aceh bukan hanya tanggung jawab sebagian pihak saja seperti Polri, TNI, dan Pemerintah, tapi merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat di Aceh. Kita semua tidak mau proses damai yang sudah dijaga selama ini di Aceh dinodai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan banyak pihak khusus masyarakat Aceh sendiri. | politik.kompasiana.com