Aksi penembakan yang terjadi di Aceh Utara, Bireun dan Banda
Aceh, ternyata mendapat perhatian serius berbagai pihak bahkan aksi penembakan yang
belum terindefikasi tersebut dikecam semua pihak. Bagaimana tidak, aksi yang
terjadi itu merupakan olahan dari kelompok-kelompok tertentu yang tentu mencoba
menganggu perdamaian yang saat ini sedang dijaga bersama di serambi mekkah.
Dari beberapa korban penembakan tersebut dapat kita lihat
bahwa hampir 99% adalah korban berasal dari luar Aceh, seperti korban
penembakan di PT. Satya Agung Aceh Utara merupakan asal Sumatra Utara dan
diduga etnis Jawa, 3 korban penembakan di Bireun tepat di malam pergantian
tahun 2011 juga asal luar Aceh dan diduga etnis Jawa.
Oleh karena itu bisa saja menimbulkan berbagai persepsi
dikalangan masyarakat terhadap aksi penembakan tersebut, baik itu dugaan
kepentingan politik, menciptakan konflik horizontal antara Aceh dan Etnis Jawa,
pihak-pihak tidak senang dengan perdamaian, ingin Aceh ini konflik lagi
sehingga mereka dapat mengambil keuntungan, serta dugaan kontra intelijen,
termasuk dugaan peran intelijen.
Sementara Wakil
Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil mengutuk peristiwa
penembakkan yang menewaskan tiga orang di Bireun dan satu orang di Banda Aceh.
Menurutnya, peristiwa tersebut untuk memperkeruh situasi Aceh.
“Saya
mengutuk keras peristiwa itu. Ini kinerja intelijen untuk memojokkan orang
Aceh. Korban penembakkan itu orang Jawa, jadi ingin memojokkan orang Aceh. Bisa
jadi seperti itu,” kata Nasir ketika dihubungi Jakarta, Minggu (1/1/2012).
Dijelaskannya,
peristiwa tersebut sangat bermuatan politis. Pasalnya, korban penembakkan itu
orang Jawa. Selain itu, lanjut Nasir, banyak pihak yang berkepentingan di Aceh.
“Jelang
Pemilu ini banyak sekali untuk mengambil kepentingan di Aceh. Saya kira ini
salah satu jalan yang dilakukan untuk mengambil kepentingan itu,” jelas anggota
DPR asal Aceh itu.
Oleh sebab
itu, ia mendesak agar aparat kepolisian segera menindak tegas pelaku
penembakkan itu. Menurutnya, hingga saat ini senjata masih banyak berkeliaran
di Aceh.
“Kita minta
Polisi segera menangkap pelaku, karena itu salah satu jalan untuk mengatasinya.
Senjata juga masih banyak, jadi saya kira polisi harus bekerja keras,” katanya.
Nama-nama korban penembakan :
Aceh Utara (Kecamatan Geureudong Pase) pada 4
Desember 2011 sekitar pukul 23.30 wib
- Sugeng umur 45 tahun
- Katno umur 50 tahun, dan
- Herianto umur 30 tahun
Sedangkan korban luka-luka yakni :
- Joni umur 25 tahun asal Meunasah Masjid Cunda Lhokseumawe;
- Misman umur 54 tahun
- Harapan umur 32 tahun dan
- Erik umur 22 tahun, jadi Misman, Harapan dan Erik ketiganya asal Buket Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, serta
- Salmi umur 34 tahun asal Pulo Tiga, Aceh Tamiang.
Aceh Utara
(Kecamatan Langkahan) pada 1 Januari 2012, sekitar pukul 20.30 wib.
- Bawon umur 40 tahun, dan
- Eddy umur 38 tahun
Bireun (Desa
Blangcot Tunong, Jeumpa) pada 31 Desember 2011, pukul 21.00 wib.
- Sunyoto umur 28 tahun asal Jember
- Suparno umur 31 tahun asal Jember, dan
- Daud umur 30 tahun asal Banyuwangi.
Sedangkan korban yang mengalami luka berat yakni:
- Andri umur 15 tahun asal Jember
- Hasan umur 35 tahun asal Jember
- Kirul umur 30 tahun asal Jember
- Imam umur 27 tahun asal Jember
- Kopral umur 32 tahun asal Banyuwangi
- Aan umur 40 tahun asal Banyuwangi, dan
- Bonjol umur 30 tahun asal Banyuwangi.
Banda Aceh (Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng)
pada 31 Desember 2011, pukul 20.50 wib.
- Dimas alias Wagino umur 40 tahun, warga Lamtemen, Banda Aceh.