JAKARTA - Dugaan motif
politik dibalik aksi penembakan yang terjadi di Aceh dibantah Gubernur
Aceh Irwandi Yusuf. Ia menegaskan aksi penembakan sama sekali tak ada
kaitannya dengan politik.
"Setelah kami teliti, kami simpulkan itu tidak ada urusannya dengan politik, tetapi lebih terkait dengan ekonomi dan kesempatan kerja,” terang Irwandi saat ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (4/1).
Ia menyatakan motif ekonomi kuat kaitannya dengan aksi penembakan di Bireun dan Aceh Utara. Namun, Irwandi belum mengetahui dengan jelas apa motif di balik aksi penembakan di Banda Aceh.
"Setelah kami teliti, kami simpulkan itu tidak ada urusannya dengan politik, tetapi lebih terkait dengan ekonomi dan kesempatan kerja,” terang Irwandi saat ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (4/1).
Ia menyatakan motif ekonomi kuat kaitannya dengan aksi penembakan di Bireun dan Aceh Utara. Namun, Irwandi belum mengetahui dengan jelas apa motif di balik aksi penembakan di Banda Aceh.
"Di Bireun kabarnya juga hal yang sama (motif ekonomi), diminta
agar itu diserahkan saja ke tenaga kerja Aceh yang banyak menganggur.
Tetapi, oleh pihak pelaksana tidak bisa karena itu membutuhkan keahlian
menanam kabel optik. Akhirnya ya gitu kejadiannya," paparnya.
Menurut Irwandi, di Aceh memang ada kecemburuan orang pribumi
terhadap orang pendatang terkait lapangan kerja. Ia mencontohkan, proyek
jembatan di Aceh Timur yang menggunakan kontraktor tenaga kerja dari
Medan.
"Datang beberapa orang mengusir pekerja Medan pulang agar orang
Aceh bisa bekerja. Sekarang sudah aman dan orang Aceh yang kerja,"
imbuhnya.
Irwandi menambahkan, meski Upah Mininum Regional (UMR) Aceh
paling besar di Indonesia yakni Rp1,4 juta. Namun, pemborong banyak
mengambil warga luar Aceh asal mau dibayar dibawah UMR.
Sumber: mediaindonesia.com
Kabar Sebelumnya: