PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DALAM RANGKA HUT KE-66 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG BERSAMA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 16 Agustus 2011
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat, dan para Pimpinan Perwakilan Badan-badan dan Organisasi Internasional,
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan insya
Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas
dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.
Kita juga bersyukur, pada pagi hari ini, di bulan suci Ramadhan yang
penuh berkah dan ampunan Allah SWT, kita dapat menghadiri Sidang
Bersama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) dan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dalam rangka Peringatan
Hari Ulang Tahun ke-66 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan ucapan Selamat
Menunaikan Ibadah Puasa, kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh
tanah air. Semoga Ibadah kita di Bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah
SWT.
Seperti halnya dengan tahun 2010 lalu, pidato kenegaraan kali ini akan
dilanjutkan siang nanti, dengan Pidato Pengantar RAPBN Tahun Anggaran
2012 beserta Nota Keuangannya. Kedua pidato yang hari ini saya
sampaikan di depan para wakil rakyat dan wakil daerah itu, sesungguhnya
juga merupakan pidato yang saya tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Saudara-saudara,
Hari ini merupakan hari yang sangat istimewa sekaligus penuh makna.
Besok, tanggal 17 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan
1432 Hijriyah, segenap rakyat Indonesia di seluruh penjuru tanah air,
akan bersama-sama merayakan hari yang sangat bersejarah bagi kita semua.
Segenap rakyat Indonesia akan merayakan 66 tahun Proklamasi kemerdekaan
negara kita.
Pada tanggal yang penting itu pula, kaum muslimin dan muslimat akan
memperingati Nuzulul Qur’an, hari diturunkannya kitab suci Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW. Sungguh kita syukuri karena kita akan
memperingati dua peristiwa bersejarah itu secara bersamaan.
Sejarah mencatat, proklamasi kemerdekaan bangsa kita di hari Jumat,
tanggal 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364
Hijriyah bukanlah suatu kebetulan. Bung Karno, Sang Proklamator telah
merencanakannya dengan matang. Dalam perdebatan sengit di
Rengasdengklok—ketika didesak oleh para pemuda untuk memproklamasikan
kemerdekaan secepatnya hari itu juga—Bung Karno dengan tegas menyatakan
bahwa saat yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan adalah pada
tanggal 17 Agustus.
Hari ini dan ke depan, kita harus memaknai kemerdekaan dalam esensinya
yang paling dalam. Kemerdekaan tidak hanya membebaskan kita dari
ketertindasan, namun juga harus mendorong kita untuk bekerja lebih
keras. Kemerdekaan tidak hanya sebuah peristiwa istimewa yang kita
rayakan setiap tahunnya, namun juga untuk membuat kita bersatu
menyelesaikan masalah-masalah besar bangsa dan negara.
Kemerdekaan tidak hanya meneguhkan kemandirian, namun juga sebuah
ajakan, untuk bersama bangsa-bangsa lain mendorong kerja sama dan
kemitraan untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Diatas semua itu,
sesungguhnya kemerdekaan adalah sebuah jembatan untuk mewujudkan bangsa
dan negara Indonesia yang lebih adil, lebih makmur, lebih unggul dan
bermartabat.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Saat ini, dunia menghadapi situasi global yang tidak menentu,
diantaranya adalah krisis utang di beberapa negara Eropa dan guncangan
perekonomian Amerika Serikat; krisis politik di beberapa negara kawasan
Timur-Tengah dan Afrika Utara; masih belum pulihnya perekonomian Jepang
pasca-Tsunami dan bencana reaktor nuklir; serta fluktuasi harga
komoditas dunia, terutama pangan dan energi.
Di dalam negeri, meskipun stabilitas politik tetap terjaga dan
pertumbuhan ekonomi terus membaik, namun kita harus sigap dan tetap
siaga. Seluruh jajaran pemerintah telah saya minta untuk meningkatkan
kewaspadaan, agar dampak negatif dari memburuknya situasi perekonomian
global dapat kita antisipasi dengan cermat.
Semua instrumen kebijakan untuk menghadapi krisis telah berada di
tempatnya, dan setiap saat siap untuk digunakan bila diperlukan.
Walaupun perkembangan perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat bukanlah
kabar baik bagi dunia, kita memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk
mengatasi keadaan yang tidak menentu itu.
Kita memiliki pengalaman mengatasi krisis global yang berlangsung
sepanjang 2008 dan 2009. Melalui kerja keras semua pihak dan melalui
kebijakan perekonomian dan fiskal yang tepat, kita membuktikan pada
dunia bahwa kita berhasil mengatasi dampak buruk dari krisis itu.
Di depan sidang yang mulia ini, kita semua berharap bahwa kita akan
dapat mengatasi kembali dampak buruk krisis ekonomi di dua kawasan itu.
Saya percaya, pengalaman mengatasi krisis ekonomi global 2008-2009 yang
dibarengi dengan kerja keras dan kerja sama di antara kita semua, akan
membawa keselamatan pada negeri ini.
Saudara-saudara,
Dalam sepuluh tahun era reformasi, kita berhasil melewati arus sejarah
yang tidak mudah. Kita mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan
rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan yang fundamental. Saat ini,
kita telah tampil sebagai salah satu negara demokrasi yang paling
stabil dan mapan di Asia.
Negara kita juga tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di
dunia. Di Asia Tenggara, saat ini negara kita tercatat sebagai negara
dengan skala ekonomi terbesar. Kini, banyak pihak menyebut Indonesia
sebagai emerging economy
; bukan ekonomi dunia ketiga yang selama lebih dari 60 tahun selalu diasosiasikan dengan negara kita.
Saat ini, negara kita juga memiliki peluang yang sangat baik untuk
menjadi salah satu negara dengan skala ekonomi sepuluh terbesar di
dunia, dalam dua sampai tiga dasawarsa mendatang. Semua prestasi yang
kita capai dalam tahun-tahun terakhir ini menegaskan satu kepercayaan,
bahwa jalan menuju masa depan yang lebih baik itu berada di depan kita,
untuk kita jalani bersama.
Dengan kepercayaan diri yang penuh namun tetap rendah hati, saya bisa
pastikan bahwa kita bukan negara yang berada di bibir jurang kegagalan
dan kebangkrutan. Persepsi diri tentang negara gagal sesungguhnya telah
sirna, setelah kita berhasil sepenuhnya keluar dari krisis
multi-dimensional yang berlangsung selama 1998-1999.
Pada masa itulah Negara kita berada dalam keadaan yang sangat kritis.
Pertumbuhan ekonomi kita saat itu negatif karena mengalami kontraksi;
hampir semua lembaga keuangan dan perbankan kita kehilangan kepercayaan
dari pelaku pasar, dalam dan luar negeri; kita juga menghadapi konflik
komunal berbasis etnik dan agama di seluruh daerah; dan sama seriusnya
dengan semua itu, kita juga menghadapi ancaman disintegrasi territorial.
Itulah saat di mana fenomena negara gagal dan bangkrut berada di depan
mata kita.
Sejak kita berhasil melakukan pemilu demokratis pertama di tahun 1999
secara damai, sesungguhnya secara berangsur-angsur kita telah berhasil
menyingkirkan halangan paling serius untuk melakukan transisi demokrasi.
Dalam masa transisi awal itu, lembaga-lembaga baru di tingkat negara
dilahirkan untuk memperkuat prinsip umum yang dijunjung dan dimuliakan
dalam demokrasi, seperti checks and balances
, partisipasi dan kontrol publik, pers yang bebas, dan penghormatan atas hak asasi manusia.
Negeri ini dengan cepat juga telah mendorong terjadinya desentralisasi
dan otonomi daerah yang nyata dan luas. Dan sejak awal Kabinet
Indonesia Bersatu, saya secara terus menerus dan konsisten mendorong
tegaknya supremasi hukum, rule of law
. Secara berangsur-angsur
pula, gambaran tentang negara gagal itu menjauh dari pandangan kita.
Sebaliknya, jauh dari anggapan yang pesimistis itu, Indonesia justru
sedang berada dalam sebuah transformasi di semua bidang secara
berkelanjutan.
Keadaan yang membesarkan hati itu hanya dapat kita raih, apabila kita
terus bersatu dan mampu menyingkirkan semua rintangan yang menghadang
kita. Disamping semua prestasi dan capaian itu, sesungguhnya pemerintah
juga menyadari bahwa masih banyak masalah dan tantangan yang harus kita
selesaikan dan hadapi.
Semua masalah dan tantangan itu juga tidak ringan. Namun, apabila kita
bekerja keras dan bekerja sama dengan solidaritas dan spirit kebangsaan
yang kuat di antara para pemimpin dan rakyatnya, maka niscaya semua itu
dapat kita hadapi dan lalui dengan sukses dan selamat. Kritik kepada
pemerintah memang sesuatu yang perlu dan penting. Walaupun demikian,
Pemerintah memerlukan umpan balik yang bersifat korektif dan
kontributif.
Diatas semua itu, janganlah kita menjadi bangsa yang mudah berputus asa.
Sebaliknya, marilah kita mensyukuri semua yang kita miliki, karena
hanya dengan rasa syukur itulah kita dapat senantiasa optimistis untuk
menjadi bangsa yang maju dan unggul.
Hadirin sekalian yang saya hormati.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya perlu menegaskan di sini bahwa
pemerintah memiliki komitmen penuh untuk menegakkan prinsip negara hukum
melalui rule of law
, supremasi hukum, dan kesetaraan di depan hukum. Prinsip rule of law menegaskan bahwa penyelenggaraan kekuasaan negara berdasar atas hukum semata, dan tidak atas kekuasaan.
Prinsip supremasi hukum menegaskan bahwa hukum berdiri diatas semua
lembaga dan warga negara, dan hanya kepada hukum sajalah semua pihak
tunduk kepadanya. Dan, akhirnya, kesetaraan di depan hukum menegaskan
bahwa semua warga negara, tanpa kecuali, memiliki kewajiban yang sama di
depan hukum. Semua ini berarti bahwa menegakkan hukum dan keadilan
adalah mandat konstitusional yang menjadi prioritas pemerintah.
Salah satu agenda besar kita dalam reformasi dan pembangunan bangsa
adalah makin tegaknya hukum dan keadilan. Keadilan untuk semua. Kita
tentu tidak ingin hukum hanya keras dan berlaku bagi yang lemah. Namun,
dengan jujur harus kita akui tegaknya hukum dan keadilan ini masih
menjadi tantangan besar.
Tahun ini ada sejumlah kasus hukum yang menjadi perhatian masyarakat
luas. Diantaranya adalah dilakukannya hukuman mati terhadap seorang
Warga Negara Indonesia di Arab Saudi. Hukum mati itu telah menggores
perasaan kita semua. Mengingat besarnya WNI yang bekerja di luar
negeri, dalam berbagai jenis pekerjaan, memang tidak sedikit di antara
mereka yang terlibat dalam permasalahan hukum di negara-negara tempat
mereka tinggal dan bekerja. Terhadap dakwaan tindak pidana yang berat,
seperti pembunuhan dan narkoba, saudara-saudara kita diancam bahkan
sebagian telah divonis hukuman mati.
Tentu kita terus berjuang dari sisi kemanusiaan dan keadilan, untuk
berikhtiar memohonkan pengampunan atau peringanan hukuman bagi mereka.
Disamping saya pribadi, dan jajaran pemerintah terus aktif memintakan
pengampunan dan peringanan hukuman itu, baik secara tertulis ataupun
lisan, pemerintah telah membentuk sebuah Satuan Tugas, yang secara
khusus melaksana-kan misi diplomasi dan upaya hukum yang amat penting
ini.
Alhamdulillah
, meskipun misi ini sangatlah tidak mudah, karena
masing-masing negara memiliki sistem hukumnya sendiri, upaya kita mulai
menunjukkan hasil. Sejumlah warga negara Indonesia yang terancam
hukuman mati telah mendapatkan pengampunan dan peringanan hukuman.
Mengambil pengalaman dan pelajaran ini, ke depan, pengawasan terhadap
penyiapan dan pemberangkatan TKI kita oleh Perusahaan Pengerah Tenaga
Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) akan lebih diperketat, untuk memastikan
saudara-saudara kita yang akan bekerja di luar negeri itu benar-benar
memahami hukum, aturan dan adat-istiadat yang berlaku di negara tempat
mereka tinggal dan bekerja.
Masih berkaitan dengan persoalan tenaga kerja kita di luar negeri,
pemerintah juga terus menjalankan diplomasi dan negosiasi dengan
pemerintah negara-negara sahabat, agar melalui MoU yang tepat, Tenaga
Kerja Indonesia sungguh mendapatkan perlindungan yang baik serta dijamin
hak dan keadilannya. Kebijakan untuk penghentian sementara pengiriman
TKI ke Arab Saudi yang kita jalankan dewasa ini, misalnya, adalah dalam
rangka peningkatan perlindungan dan penjaminan hak TKI di luar negeri.
Sesungguhnya, saudara-saudara, sejalan dengan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia yang kita jalankan di seluruh tanah air 15
tahun ke depan ini, kita berharap akan lebih tersedia lagi lapangan
pekerjaan di dalam negeri, sehingga tidak perlu lagi saudara-saudara
kita bekerja di sektor informal atau sektor Rumah Tangga di luar negeri.
Ini sangat penting, karena berkaitan dengan kehormatan dan harga diri
kita sebagai bangsa.
Masih dalam lingkup perlindungan WNI di luar negeri, dengan terjadinya
krisis politik dan keamanan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika
Utara, serta bencana alam di Jepang, sejak awal tahun pemerintah telah
menyelamatkan dan mengevakuasi tidak kurang dari 3624 saudara kita. Hal
ini merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah kepada warga negaranya.
Saudara-saudara,
Kita juga berkewajiban untuk terus meningkatkan pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa diskriminasi, dengan tetap
mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Setelah berjuang
sekian lama tanpa henti, sekaranglah momentum terbaik untuk kita terus
membersihkan Indonesia dari korupsi.
Saat ini Indeks Persepsi Korupsi kita terus membaik. Transparency International
memberikan skor IPK 2,0 pada 2004 membaik menjadi 2,8 pada 2010.
Meskipun perbaikan indeks persepsi sebesar 0,8 merupakan yang tertinggi
di antara seluruh negara ASEAN, namun kita masih harus bekerja keras
untuk meningkatkan indeks korupsi secara berarti di masa mendatang.
Kita juga harus mengakui bahwa efektivitas pemberantasan korupsi masih
harus terus kita tingkatkan. Karena itu regulasi antikorupsi harus terus
disempurnakan. Lembaga-lembaga antikorupsi seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, harus
terus kita perkuat dan kita dukung efektivitas kerjanya.
Upaya untuk melemahkan KPK harus kita cegah dengan sekuat tenaga. Proses
seleksi pimpinan KPK yang sekarang sedang berjalan, perlu sama-sama
kita kawal agar menghasilkan Pimpinan KPK yang berintegritas dan
profesional. Untuk itu, mekanisme kerja di internal KPK sendiri perlu
terus disempurnakan, sehingga tetap steril dari korupsi. Pada saat yang
sama, kita mendorong dan mendukung agar jajaran Kejaksaan dan Kepolisian
RI terus berbenah diri dan melanjutkan reformasi. Kedua lembaga penegak
hukum itu harus menjadi lembaga yang semakin berintegritas dan kredibel
di depan publik.
Pemberantasan terorisme sebagai bagian dari upaya penegakkan hukum,
terus kita jalankan. Pemberantasan terorisme terkadang mengharuskan
tindakan tegas, karena tindakan terorisme sangat membahayakan
keselamatan publik dan mengancam kewibawaan negara di depan warga
negaranya. Namun demikian, kita juga menerapkan pendekatan preventif,
melalui upaya deradikalisasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Hasilnya, sungguh menggembirakan. Negara dan masyarakat bahu membahu
dan menjadikan program deradikalisasi sebagai aksi dan sekaligus
tanggung jawab bersama. Terhadap ini semua, tidak sedikit yang telah
kita capai. Banyak aksi-aksi terorisme yang dapat kita ungkap, kita
gagalkan, dan kita cegah sejak dini. Dengan upaya itu, kita berharap
aksi-aksi terorisme semakin lemah, dan insya
Allah, pada saatnya nanti kita dapat melenyapkannya dari tanah air kita.
Berkaitan dengan gangguan keamanan yang kadang masih terjadi di Papua,
pemerintah akan tetap bertindak tegas untuk menjamin tetap terjaganya
ketertiban kehidupan masyarakat, dan tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Menyadari kompleksitas permasalahan yang ada, pemerintah menetapkan
kebijakan guna menjamin pembangunan di Papua dapat benar-benar menuju
kehidupan masyarakat yang semakin adil, aman, damai dan sejahtera. Di
bidang politik, melalui otonomi khusus, pemerintah telah memberikan
kewenangan yang lebih luas untuk menjalankan pembangunan sesuai sumber
daya yang dimilikinya.
Dalam lima tahun terakhir, pemerintah juga melakukan desentralisasi
fiskal yang cukup besar, untuk secara langsung mendukung percepatan
pembangunan di Papua. Papua juga menjadi salah satu koridor ekonomi di
dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
Kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan pendekatan pembangunan
ekonomi, kita harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua.
Menata Papua dengan hati, adalah kunci dari semua langkah untuk
menyukseskan pembangunan Papua, sebagai gerbang timur wilayah Indonesia.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Di bidang politik, kita berhasil melaksanakan proses konsolidasi
demokrasi yang diakui oleh komunitas internasional, sebagai proses
konsolidasi terbaik di Asia dan Afrika. Tantangan terbesar yang kita
hadapi adalah bagaimana meningkatkan kualitas partisipasi politik,
sekaligus kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga demokrasi. Dalam
hal partisipasi publik, kita sungguh berharap bahwa keluasan partisipasi
juga disertai dengan pemahaman yang mendalam dan kebijaksanaan, wisdom
, serta menjunjung tinggi moral dan etika politik yang luhur.
Dalam hal kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga demokrasi, kita
harus mendorong agar lembaga-lembaga itu makin efektif dan berwibawa.
Oleh karena itu, empat pilar utama demokrasi di negeri ini, yaitu
lembaga Judisial, Legislatif, Eksekutif dan Media, tidak hanya harus
otonom dan mandiri, namun juga makin transparan dan akuntabel di depan
publik. Selain itu, semua lembaga demokrasi, tanpa kecuali, tidak hanya
harus memperhatikan proses, namun juga semestinya berorientasi pada
kualitas; tidak hanya memperhatikan prosedur namun juga manfaat.
Di bidang pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kita tingkatkan
kemampuan dan profesionalitasnya. Pembangunan TNI kita tujukan untuk
mengembangkan TNI yang tidak saja terlatih, namun juga memiliki tingkat
kesiapan yang tinggi dalam penugasan. Dengan kemampuan keuangan negara
yang makin meningkat, kita juga terus memodernisasi kekuatan dan alat
utama sistem persenjataan.
Kita memperkokoh tradisi di lingkungan TNI, yang memastikan bahwa
seluruh jajaran TNI konsisten dalam mengikuti kebijakan politik negara,
yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum,
penghormatan kepada hak asasi manusia, serta patuh pada hukum nasional
dan berbagai konvensi internasional yang telah diratifikasi.
Penugasan TNI dalam Operasi Militer Selain Perang, khususnya dalam
tanggap darurat penanggulangan bencana; penugasan di wilayah perbatasan
demi terpeliharanya keutuhan NKRI; dan pembebasan kapal niaga beserta 20
awaknya yang disandera oleh perompak Somalia yang berakhir sukses,
menjadi contoh nyata bagi keandalan dan pengabdian tanpa putus dari
seluruh prajurit TNI. Semua itu menunjukkan konsistensi TNI atas
komitmennya terhadap keselamatan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
Saudara-saudara,
Seiring dengan makin membaiknya keuangan negara, kita juga meningkatkan
kualitas pelayanan dan akses warga negara terhadap pendidikan dan
kesehatan. Demi keadilan yang makin luas, pemerintah memberikan
perhatian ekstra kepada masyarakat berpendapatan rendah. Di masa lalu,
masyarakat berpendapatan rendah sering mengalami kesulitan untuk
mengakses pelayanan dasar.
Alhamdullilah
, keadaan ini telah berubah. Saat ini, saya dapat
memastikan bahwa semua warga negara berpenghasilan rendah, memiliki hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah.
Tidak boleh ada lagi anak-anak kita dalam usia wajib belajar yang tidak
bisa bersekolah. Tidak boleh juga ada warga negara tidak mampu, yang
gagal memperoleh pelayanan dasar kesehatan dari pemerintah. Oleh karena
itu, saya menyeru agar seluruh jajaran pemerintah, di tingkat nasional,
provinsi, kabupaten dan kota, memastikan bahwa program yang mulia ini
dapat diimplementasikan dengan baik dan nyata.
Saudara-saudara,
Kita menganut sebuah prinsip pembangunan yang bersifat inklusif dan
sekaligus berkelanjutan, sebuah prinsip yang dibangun berdasarkan sebuah
kepercayaan umum, bahwa hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh
semua warga negara tanpa kecuali. Kita ingin memastikan, buah
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Pembangunan tidak
boleh hanya menguntungkan segelintir orang, karena bertentangan dengan
moralitas pembangunan yang esensinya bersumber dari Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945.
Berdasarkan filosofi dan moralitas pembangunan yang secara kuat
berorientasi pada manusia, maka pemerintah mendorong pembangunan
berdasarkan pilar-pilar yang berorientasi pada pro-pertumbuhan (pro-growth)
; pro-lapangan kerja (pro-job); dan pro-pengurangan kemiskinan (pro-poor). Sejak tahun 2009 yang lalu kita tambahkan pilar yang keempat, yaitu pro-lingkungan (pro-environment).
Pilar ini sangat penting untuk memastikan bahwa dalam jangka panjang,
pembangunan yang kita jalankan dapat memenuhi asas keberlanjutan, demi
masa depan yang lebih baik bagi anak-cucu kita.
Oleh sebab itu, sejak awal pemerintah telah memutuskan untuk menempuh
dua pendekatan yang berbeda, namun saling melengkapi, dalam upayanya
menciptakan kesejahteraan umum, utamanya penanggulangan kemiskinan di
negeri ini. Pendekatan pertama adalah melalui mekanisme ekonomi.
Melalui pendekatan ini, pertumbuhan ekonomi yang kuat didorong, di
antaranya dengan memperluas investasi dan meningkatkan belanja
pemerintah. Melalui pertumbuhan ekonomi yang kuat terjadi perluasan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Tersedianya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha membawa dampak pada
makin banyaknya warga negara yang memperoleh penghasilan. Melalui
mekanisme ekonomi semacam inilah peningkatan kesejah-teraan umum dan
penurunan kemiskinan terjadi.
Pendekatan kedua adalah membuka ruang bagi intervensi positif
pemerintah, untuk terlibat secara langsung dalam penurunan kemiskinan
melalui berbagai kebijakan. Dari tahun ke tahun, program-program
pro-rakyat atau program untuk rakyat miskin terus kita gulirkan, dengan
jumlah yang lebih besar dan dengan persebaran yang lebih luas. Saat
ini, pemerintah membagi program bantuan untuk rakyat miskin ini ke dalam
empat klaster. Klaster pertama merupakan program bantuan dan
perlindungan sosial yang di antaranya berwujud beras murah untuk
masyarakat ekonomi tidak mampu (raskin), Program Keluarga Harapan,
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan jaminan kesehatan masyarakat atau
Jamkesmas.
Klaster kedua melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri. Klaster ketiga melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Klaster
keempat yang mulai efektif pada 2012 dan dilaksanakan secara bertahap
meliputi sejumlah program, yaitu rumah murah dan sangat murah, kendaraan
umum angkutan murah, air bersih untuk rakyat, listrik murah dan hemat,
peningkatan kehidupan nelayan, dan peningkatan kehidupan masyarakat
miskin perkotaan. Melalui empat klaster itu, kita berharap, kebijakan
ini dapat menjadi langkah terobosan yang secara fundamental dapat
menurunkan kemiskinan, sekaligus memperkuat ekonomi rakyat kita.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Dalam hubungan luar negeri, tahun 2011 merupakan tahun yang sangat
penting dan istimewa bagi negara kita. Tahun ini, kita dipercaya
kembali menjadi Ketua ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN, terbentang peluang
sekaligus tantangan. Saya percaya bahwa keketuaan kita di ASEAN membawa
sejumlah tanggung jawab dan kewajiban yang tidak ringan. Di antara
yang penting, kita harus mampu memberi manfaat positif bagi upaya
pemajuan ASEAN pada khususnya, dan bagi terciptanya stabilitas keamanan
di wilayah Asia.
Berdasarkan tanggung jawab itu pula, kita berperan aktif dalam
memfasilitasi pertemuan di antara Kamboja dan Thailand untuk mengatasi
sengketa perbatasan. Di bawah Keketuaan kita, ASEAN dan RRT berhasil
menyepakati Guidelines for Implementation of the Declaration of Conduct
terkait potensi konflik di Laut Cina Selatan.
Peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN juga memberi bobot, dalam
memastikan kesiapan negara-negara anggota bagi terwujudnya Komunitas
ASEAN 2015. Sebagai Ketua ASEAN, kita aktif mendorong pelibatan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan ASEAN serta peningkatan people to people contact
di antara masyarakat negara-negara anggota ASEAN. Semuanya itu kita
lakukan, untuk memastikan bahwa kerja sama ASEAN dapat membawa manfaat
bagi seluruh masyarakatnya.
Kita juga ingin memastikan terkonsolidasinya satu tatanan kawasan baru
melalui bingkai East Asia Summit. Pada tahun 2011 inilah, selain 16
negara yang telah tergabung di dalam East Asia Summit, akan pula
bergabung untuk pertama kalinya Amerika Serikat dan Rusia, dua negara
yang secara tradisional memiliki peran penting di kawasan Asia Timur.
Di dunia internasional, kita tetap berkiprah di berbagai organisasi
utama internasional. Dalam G-20 kita optimalkan kerja sama untuk
mendukung perbaikan ekonomi global, dan peningkatan pembangunan ekonomi
di negara kita. Kita ingin mewujudkan cita-cita menjadi emerging economy
sepuluh tahun mendatang, dengan pendapatan perkapita dan dengan nilai perekonomian yang jauh lebih tinggi.
Kita juga ingin memastikan peran kita di forum ini bersinergi dengan
pencapaian cita-cita reformasi di dalam negeri, menciptakan
pemerintahan yang bersih yang memerangi korupsi, dan terwujudnya
prinsip-prinsip good governance
. Untuk itulah, kita banyak
mengambil prakarsa dan berpartisipasi aktif pada kelompok kerja
keuangan, kelompok kerja pembangunan, dan kelompok kerja anti-korupsi di
G-20.
Bersama negara-negara anggota G- 20 lainnya, kita menyusun strategi
dalam mengatasi dan mengantisipasi krisis global yang mungkin terjadi.
Kita berperan aktif untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam penentuan
tatakelola global, dan pemecahan permasalahan global yang berdampak
pada negara-negara berkembang, utamanya keamanan pangan, energi, dan air
bersih.
Langkah-langkah ini sejalan dengan kiprah terdepan Indonesia, dalam
memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di berbagai forum
internasional. Negara kita bersama dengan negara-negara sehaluan, terus
menyuarakan arti penting reformasi tatakelola kepemerintahan global,
termasuk PBB agar lebih berkeadilan dan merefleksikan realitas
internasional dewasa ini. Dalam kerangka ekonomi, kita meyakini bahwa
reformasi sistem moneter internasional dapat membantu tercapainya
pertumbuhan ekonomi global yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebagai perwujudan prinsip “pembangunan untuk semua”, mulai tahun ini
kita gulirkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia atau MP3EI, untuk mendukung percepatan pembangunan di
daerah-daerah di seluruh tanah air. MP3EI adalah sebuah terobosan
strategis, yang dilahirkan melalui prakarsa bersama banyak pihak.
Bahkan, sesungguhnya MP3EI adalah produk dari sebuah kerja sama dan
kemitraan di antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, swasta,
dan akademisi.
Mulai tahun ini, kita melakukan percepatan dan perluasan pembangunan di
enam koridor ekonomi di seluruh tanah air, untuk mendorong terbentuknya
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah di masing-masing koridor. Dalam
kurun waktu 15 tahun ke depan, secara bertahap kita kembangkan
klaster-klaster industri, baik untuk meningkatkan keterkaitan antara
industri hulu dan hilir, maupun antara pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah penyangganya.
Kita bangun industri unggulan di berbagai wilayah yang akan memperkuat
struktur perekonomian domestik. Kita tawarkan insentif yang tepat kepada
dunia usaha, dan kita perbaiki iklim investasi di daerah-daerah.
Sebagai terobosan strategis, MP3EI juga merupakan sebuah jawaban atas
ketimpangan pembangunan yang selama ini menjadi perangkap, yang
menghalangi terjadinya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah
air. Melalui MP3EI, penegasan bahwa daerah adalah bagian integral dari
pembangunan nasional makin diteguhkan. Ini berarti, bahwa majunya
daerah akan sangat bermakna bagi kemajuan nasional.
MP3EI menetapkan enam koridor ekonomi yang meliputi Koridor Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Koridor Papua
dan Kepulauan Maluku. Percepatan dan perluasan pembangunan di enam
koridor tersebut dilakukan untuk memperkuat konektivitas nasional, yang
terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated; globally connected)
.
Konektivitas menjadi kata kunci, untuk meningkatkan keterkaitan ekonomi
di antara kota dan desa, di antara kota dan kota lain, dan di antara
daerah maju dan daerah tertinggal.
Saudara-saudara,
Sejalan dengan komitmen yang tinggi untuk memperkuat desentralisasi dan
otonomi daerah, kita terus melanjutkan desentralisasi fiskal yang adil
dan proporsional. Dari tahun ke tahun, pola hubungan keuangan antara
pusat dan daerah semakin bergeser, dan semakin besar transfer ke daerah.
Pemerintah terus meningkatkan dana yang ditransfer ke daerah, baik
melalui kerangka Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, dan Dana
Penyesuaian, maupun melalui kerangka Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Perbantuan yang disalurkan oleh Kementerian dan Lembaga terkait. Kita
juga terus memperkuat konsolidasi otonomi khusus, seraya terus
memperbaiki strategi dan manajemen pembangunannya, baik di Provinsi
Papua, Papua Barat, maupun Aceh.
Dalam satu dasawarsa, sejak tahun 1999 hingga 2009, telah terbentuk 205
daerah baru, yang terdiri atas 7 daerah baru setingkat provinsi, 164
daerah baru setingkat kabupaten, dan 34 daerah baru setingkat kota.
Dengan penambahan itu, kini Indonesia memiliki 33 provinsi, 398
kabupaten, dan 93 kota. Perubahan ini membawa sejumlah konsekuensi yang
serius dalam postur APBN, khususnya telah meningkatkan beban keuangan
negara. Perkembangan ini harus kita kendalikan, agar prinsip penting
dalam penyelenggaran umum pemerintahan dan pembangunan daerah yang
menjamin terwujudnya pelayanan publik yang efektif dapat dicapai, bukan
sebaliknya, justru menimbulkan beban untuk rakyat kita.
Sejalan dengan itu, pemerintah telah merumuskan Disain Besar Penataan
Daerah di Indonesia tahun 2010-2025. Kita semua berharap, disain besar
itu dapat bermanfaat untuk memperkuat integrasi bangsa, mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah, dan meningkatkan pelayanan publik di
tengah-tengah masyarakat.
Dari apa yang saya kemukakan tadi, kita telah bersama-sama mencermati
berbagai sasaran pembangunan yang ingin kita capai, tantangan
pembangunan yang kita hadapi, serta langkah-langkah yang telah dan akan
kita lakukan untuk mengatasinya. Insya
Allah, sore nanti, pada
pidato penyampaian keterangan pemerintah tentang RAPBN 2012 dan nota
keuangannya, akan saya sampaikan rincian kebijakan, dan program
pembangunan, beserta anggarannya.
Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang saya hormati,
Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang saya hormati
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Di hari yang membahagiakan dan insya
Allah penuh berkah ini,
selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, serta dari lubuk hati yang
paling dalam, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tulus, kepada mulai dari kepala kampung hingga kepala
daerah, atas kerja keras dan pengabdian saudara-saudara dalam membangun
negeri ini.
Pada saat kita hadir di ruangan yang terhormat ini, nun jauh di sana, di
ujung pelosok, pedalaman, dan perbatasan, serta di pulau-pulau terdepan
yang terpencil, terdapat saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai
guru, bidan desa, penyuluh pertanian, kepala kampung, kepala desa,
penjaga perbatasan, dan masih banyak yang lainnya, yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat kita di seantero negeri.
Sebagian dari mereka harus berkeliling dari satu desa ke desa yang
lainnya, dari satu pulau ke pulau yang lainnya, dari satu lembah ke
lembah yang lainnya, untuk memenuhi kewajibannya. Sesungguhnya, mereka
adalah pahlawan-pahlawan bangsa yang bekerja dalam sunyi, dengan
keikhlasan yang melampaui panggilan tugasnya. Sebagian dari mereka yang
berprestasi dan menjadi teladan, juga hadir bersama-sama kita di ruangan
ini. Kita semua berhutang budi pada mereka. Saya bangga, kita semua
bangga, dan sungguh mencintai saudara-saudara semua.
Atas kerja keras kita semua, di awal abad ini, kita berhasil menunjukkan
kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara merdeka yang mampu berdiri
tegak dan siap bersaing di pentas global. Kita juga menunjukkan kepada
dunia, bahwa sesungguhnya demokrasi, modernitas, dan agama, dapat
berdampingan secara harmonis. Sejalan dengan itu, kita juga mampu
membuktikan, bahwa negeri kita berhasil mengikat ratusan suku bangsa
yang majemuk, dalam sebuah persatuan nasional yang kokoh, berdasarkan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Walaupun tantangan dan ancaman terhadap pluralisme, toleransi, dan
harmoni sosial ada di sekitar kita, kita tidak boleh bergeser dari
keyakinan bahwa Indonesia adalah bangsa yang mampu hidup dalam
kemajemukan. Keyakinan inilah yang harus kita bela tanpa keraguan. Di
atas semua itu, kita adalah bangsa yang dengan bangga memiliki Pancasila
sebagai sumber inspirasi dan kekuatan, bagi terbentuknya identitas
bangsa Indonesia yang kekal dan abadi.
Inilah saatnya untuk mempersatukan semua yang kita miliki, demi sebuah
negeri yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Inilah saatnya pula
untuk berubah; dari yang berpikir negatif menjadi lebih positif, dari
yang pesimistis menjadi lebih optimistis, dan dari yang gamang menjadi
lebih percaya diri.
Marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Proklamasi
Kemerdekaan negara yang kita cintai ini, untuk mendorong semangat kita
menjadi bangsa yang makin maju, sejahtera, dan bermartabat. Mari kita
jadikan keberhasilan kita selama ini, sebagai energi positif untuk
menghadapi tantangan pembangunan yang kian tidak ringan. Saya juga
mengajak seluruh warga bangsa, agar dapat memanfaatkan kebebasan yang
disediakan oleh demokrasi kita, dengan mengutamakan keadaban, harmoni,
toleransi, dan ketertiban.
Marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Proklamasi
Kemerdekaan negara yang kita cintai ini, sebagai tekad untuk
menyelesaikan tugas pembangunan yang masih tersisa, seraya meningkatkan
prestasi yang lebih baik lagi.
Akhirnya, semoga di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Tuhan Yang
Maha Kuasa, Allah SWT, melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya kepada
kita semua, dalam membangun bangsa dan negara kita, menjadi bangsa yang
besar, maju, adil, sejahtera, dan bermartabat.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh